Intisari-Online.com - Menko Polhukam Wiranto menjadi korban penusukan usai menghadiri acara peresmian di Universitas Mathlaul Anwar, Pandeglang, Banten.
Dalam peristiwa tersebut, Wiranto mendapat dua luka tusuk di perutnya.
Ia kemudian menjalani proses operasi dan dikabarkan harus merelakan 40 sentimeter usus halusnya dipotong.
Siapa sangka, dokter yang ditugaskan menangani Menko Polkuham Wiranto pasca penusukan ternyata sempat diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dokter tersebut adalah dokter Terawan, yang dikenal lewat metode "cuci otak-nya" yang disebut bisa sembuhkan stroke dalam sekejap.
Seperti pernah diberitakan Kompas TV, saat itu dokter Terawan diberhentikan lantaran dianggap melakukan pelanggaran kode etik kedokteran Indonesia.
"Pelanggaran kode etik itu yang pasti kami tidak boleh mengiklankan, tidak boleh memuji diri, itu bagian yang ada di peraturan etik. Juga tidak boleh bertentangan dengan sumpah doker," ujar Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika itu, Prijo Sidipratomo.
Sayangnya, pelanggaran kode etik yang dilakukan dokter Terawan tidak dijelaskan secara detail.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR