Find Us On Social Media :

Sering Gunakan Obat Tidur? Otak Anda Terancam 'Peringatan Penyusup' yang Turunkan Respons Terhadap Ancaman

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 19 Januari 2019 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com – Insomnia, kesulitan tidur, adalah masalah yang umum terjadi pada setiap orang.

Ketika itu merupakan masalah jangka panjang, American Academy of Sleep Medicine, merekomendasikan terapi perilaku kognitif daripada pengobatan.

Tetapi,  jika seseorang mengalami insomnia jangka pendek, mereka mungkin akan diberi resep obat tidur.

Baca Juga : Cara Efektif Tertidur dalam 2 Menit, Jangan Sampai Insomnia Mengganggu Kesehatan!

Obat-obatan ini, sering diklasifikasikan sebagai hipnotik sedatif, tidak boleh digunakan dalam waktu lama.

Bukan hanya karena tubuh dapat membangun toleransi setelah beberapa saat, tetapi juga untuk mengurangi kemungkinan risiko kesehatan yang terkait.

Ini beberapa risiko kesehatan yang mungkin terjadi, seperti dilansir dari Medical Daily.

Baca Juga : Sering Insomnia, Tak Bertenaga, dan Sakit Kepala, Bisa Jadi Anda Kurang Mengonsumsi Nutrisi Ini

Perilaku tidur yang tidak disengaja Parasomnia mengacu pada tindakan yang terjadi selama tidur yang tidak disadari oleh orang tersebut.

Beberapa tindakan yang tidak disengaja seperti tidur sambil berjalan (sleepwalking), berhubungan seks, makan, atau bahkan menggunakan media sosial.

Baca Juga : Insomnia dan Susah Tidur Malam dengan Nyenyak? Ini Langkah-langkah yang Harus Anda Lakukan

Secara keseluruhan, parasomnia dianggap cukup langka. Tetapi bisa sulit untuk dideteksi, terutama pada orang yang hidup sendiri dan tidak memiliki orang lain di sekitarnya untuk melihat perilaku tidur yang abnormal.

Karena risiko parasomnia meningkat dengan dosis yang lebih tinggi, pastikan Anda mengambil persis berapa banyak yang telah diresepkan.

Mempengaruhi "peringatan penyusup" otak

Baca Juga : Ingin Atasi Insomnia, Nenek 79 Tahun Ini Menempuh Cara yang Cukup Berbahaya JIka Dilakukan di Jalanan Jakarta

Ketika kita tidur, otak memiliki kemampuan terbatas untuk mendeteksi potensi ancaman - misalnya, suara alarm kebakaran.

Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi benzodiazepin dapat memengaruhi kemampuan kita untuk bangun sebagai respons terhadap stimulus yang mengancam.

Obat tersebut dapat menstimulasi reseptor otak "yang membuat kita mengantuk tetapi juga menekan area otak yang tidak tepat sasaran," jelas Tomoyuki Kuwaki dari Universitas Kagoshima, Jepang.

Baca Juga : Punya Masalah Sembelit atau Insomnia? Kena Tidak Coba Tumis Kangkung Siang Ini

Profesor Kuwaki adalah bagian dari tim yang mengembangkan alternatif yang melindungi kemampuan untuk bangun dalam menanggapi bahaya.

Efeknya meluas ke hari berikutnya

Meskipun pil tidur efektif membuat orang tidur, tetapi mereka mungkin tidak selalu bangun dengan perasaan segar.

Baca Juga : Hubungan Seks Bikin Tidur Lebih Nyenyak Bahkan Obati Insomnia

Satu survei oleh Consumer Reports menyarankan bahwa hampir 6 dari 10 orang yang menggunakan alat bantu tidur mengalami efek samping seperti kantuk, kebingungan, atau kelupaan pada hari berikutnya.

Mereka yang dengan dosis tinggi, tentu saja, lebih cenderung mengalami penilaian yang buruk dan waktu reaksi yang lebih lambat - mirip dengan sedikit mabuk.

Akibatnya, seseorang harus menghindari mengemudi dalam keadaan seperti itu karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Baca Juga : Seberapa Aman Penggunaan Pil Tidur untuk Penderita Insomnia?

Risiko berkembangnya ketergantungan Mereka dapat mengembangkan ketergantungan fisik atau psikologis pada pil tidur. Jika Anda telah menggunakannya selama beberapa minggu, ide tidur tanpa mereka dapat menimbulkan kecemasan.

Ketika lepas, mungkin ada reaksi penarikan sementara dan tidak bisa tidur. Tetapi mereka berpikir karena mereka membutuhkan obat untuk tidur.

Baca Juga : Tergantung pada Obat Tidur? Itu Tandanya Kita Kecanduan Pil Tidur

Alih-alih menghentikan penggunaan obat tidur secara tiba-tiba, sebaiknya orang menguranginya secara perlahan.

Dianjutkan untuk "memantau respons penarikan," dengan pengawasan dari dokter.