Ia melihat sambil berkata kepada diri sendiri: “Jangan terburu-buru, Winston, nanti bisa salah.” Naluri kekuasaan itu berkembang pada waktunya.
Baca juga: Churchill, Fleming, dan Penisilin
Dari masa permulaan dan pertengahan Churchill sebagai politikus tidak banyak yang bisa dilihat dalam pameran itu. Jaman perang dunia mempunyai tempat khusus dalam ruangan tersendiri.
Di pintu ada foto montage sebesar manusia: Hitler dengan mulut yang tersobek, tangan terbuka, kelihatannya seperti orang gila; di belakangnya ada Churchill mengenakan baju ketat dengan lalat, semangka dan lisong.
Lengannya mengempit senjata, kepalanya menjulur ke depan seperti boxer, penuh keyakinan; Memancarkan kewibawaan.
Semua foto ini, apakah dibuat dipuing-puing parlemen, ketika inspeksi tentara, dalam mobil sebelah jendral Montgomery atau di pos pengalaman El Alamein menunjukkan foto keadaan yang sudah banyak di ketahui umum dan telah menciptakan suatu legenda: Churchill sebagai pahlawan perang.
Piringan-piringan hitam memperdengarkan petikan dari pidato-pidato yang penuh humor untuk membangkitkan semangat rakyat. Di belakang gelas bisa kita lihat kertas buram, catatan-catatan dari pidato itu dan ditik bertingkat seperti sajak Horatius.
Juga menulis roman
Secarik kertas yang disodorkan waktu ia sedang pidato dalam parlemen isinya pemberitahuan tentang tenggelamnya sebuah kapal perang Jerman: “Bismarck tenggelam".
Hubungan sulit dengan de Gaulle dicerminkan oleh sebuah catatan kepada menteri luar negeri: “Kalau ia (yang dimaksud de Gaulle. Red) betul-betul mengucap pidato bermanfaat melalui radio, semua akan lain".
Baca juga:Monarki Inggris Memang Kaya Raya, tapi Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi 16 Kali Lipatnya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR