Advertorial
Intisari-Online.com -Menjelang akhir 1941, Inggris menyusun sebuah rencana ambisius (yang bagi sebagian orang dinilai mustahil) untuk menghancurkan Jerman mengunakan jarum.
"Kami khawatir bahwa kami tidak mengerti keperluan Anda," demikian isi sebuah surat dari perusahaan mesin jahit Singer, Malam Natal 1941.
Surat tersebut menunjukkan kecurigaan perusahaan tersebut kepada Departemen Penelitian Pertahanan Kimia Inggris.
"Kelihatannya Anda membutuhkan jarum untuk keperluan lain selain digunakan pada mesin jahit," lanjut isi surat tersebut.
Sebab, kenyataannya, departemen tersebut memang berencana menciptakan jutaan jarum beracun.
Jarum-jarum tersebut kelak akan dicelupkan ke dalam risin, sebuah racun yang diekstrak dari kacang kastor (atau mungkin anthrax).
Setelah itu, jarum-jarum tersebut akan dijatuhkan di atas pasukan Nazi di Eropa menggunakan pesawat.
Baca juga:Cerita Cala, Anjing yang Bertahun-tahun Kesulitan Tidur dan Bernapas karena Dirantai oleh Pemiliknya
Dengan cara ini, jarum-jarum tersebut akan jatuh bak air hujan.
Namun tentunya akan menghantam bumi dengan sangat kencang dan keras, sehingga dapat menembus baju-baju para tentara Nazi.
Ujicoba di Kanada semakin meyakinkan rencana tersebut setelah domba-domba yang dipasangi rompi perang yang berhasil ditembus oleh jarum-jarum tersebut.
Tusukan jarum yang telah diberi racun ini secaa potensial akan menyebabkan cacat hingga kematian yang menyiksa jika korban tidak dapat melepaskan jarum tersebut dalam waktu 30 detik.
Baca juga:Si Manusia Kebal Itu Akhirnya ‘Kalah’ oleh Daun Kelor dan Batang Padi
Gejala yang akan timbul mulai dari diare, muntah-muntah, hingga kejang-kejang.
Tak hanya korban yang akan 'tersiksa', tapi juga sistem medis militer dan moral personel-personel di sekitar korban, yang tidak terkena racun.
Salah satu 'keunggulan' dari senjata ini adalah kemampuannya membunuh pasukan tanpa harus menghancurkan bangunan, tidak seperti penggunaan bom.
Jadi, kalau sampai senjata jarum ini digunakan, maka para tentara Nazi di Eropa Barat akan mati namun bangunana-bangunan akan tetap utuh untuk digunakan kembali.
Namun, apda akhirnya rencana ini dibatalkan karena beberapa kemungkinan kegagalan yang dianggap lebih mungkin terjadi.
Mulai dari tentara yang berada di dalam gedung atau menggunakan helm yang tidak akan tertembus oleh jarum.
Pada akhirnya Inggris menganggap rencana tersebut 'tidak ekonomis' untuk dijalankan.
Artikel initayang dalam buku "World War II Plans That Never Happened"(2012)berjudulHujan Risin(halaman 52-53).
Baca juga:Dibunuh dan Jasadnya Diledakkan dengan Bom, Begini Akhir Tragis Wanita Simpanan Mantan PM Malaysia