Advertorial
Intisari-Online.com – “Nanti kalau saya sudah di surga, saya akan menghabiskan 1 juta tahun pertama dengan melukis, agar tahu persis seluk beluknya.”
Demikian dikatakan oleh Winston Churchill, seperti ditulis oleh Renate Schostack, yang dimuat pada Die Welt 30 Mei 1974, kemudian diterjemahkan di Majalah Intisari edisi September 1974.
Rupanya Churchill yakin bahwa ia masuk surga. Ia malahan tidak menggunakan kata “andaikata", tetapi “nanti". Kalimat itu terdengar dalam film yang dipertunjukkan dalam pameran untuk memperingati 100 tahun hari lahir Winston Churchill 3 tahun yang lalu.
Pameran di Somerset House London ini yang akan berjalan terus sampai akhir September tujuannya lain lagi. Dengan pameran ini diharapkan akan bisa dikumpulkan 1 juta ponsterling untuk Churchill College di Cambridge dan Winston Churchill Memorial Trust, suatu yayasan penyelidikan.
Baca juga:Bulutangkis Dikembangkan di Inggris Tapi Mengapa Kejuaraan Dunia Selalu Direbut Asia?
Dalam gedung bekas akademi seni kerajaan itu dipamerkan foto-foto, guntingan pers, surat-surat dan barang pribadi lain negarawan tersebut. Tahun depan gedung itu akan dibuat museum theater.
Tidak mau jadi “Duke"
Bagian pertama menggambarkan nenek moyang keluarga Spencer Churchill. Dalam keluarga itu putra sulung mendapat gelar Duke dari Marlborough. Di bagian itu a.l. dipamerkan potret-potret, pedang, pistol milik Duke pertama, pemenang pertempuran Blenheim 1704.
Churchill yang mempunyai darah Indian dan Perancis dari ibu Amerikanya, bukan orang yang suka pamer. Ketika ia tahun 1955 menarik diri dari dunia politik, ia menolak titel ningrat Duke yang ditawarkan oleh Ratu.
Baca juga: Dari Churchill hingga Montgomery, Siapa Jenderal-jenderal Terpandai Selama Perang Dunia II?
Ia lebih mengagumi sifat-sifat militer dan kenegarawanan nenek moyangnya.
“Sampai lahir Napoleon di Eropah tidak ada pemegang tampuk pimpinan yang mempunyai kekuasaan demikian besar di Eropah" katanya. Ia sendiri mempunyai patung dada Napoleon dari manner yang juga dipamerkan.
Dulu diletakkan di atas meja tulisnya. Seorang tamu masih teringat ketika ia melihat Churchill yang berusia 32 tahun memandang patung tersebut. Waktu itu ia sedang dalam permulaan kariernya.
Ia melihat sambil berkata kepada diri sendiri: “Jangan terburu-buru, Winston, nanti bisa salah.” Naluri kekuasaan itu berkembang pada waktunya.
Baca juga: Churchill, Fleming, dan Penisilin
Dari masa permulaan dan pertengahan Churchill sebagai politikus tidak banyak yang bisa dilihat dalam pameran itu. Jaman perang dunia mempunyai tempat khusus dalam ruangan tersendiri.
Di pintu ada foto montage sebesar manusia: Hitler dengan mulut yang tersobek, tangan terbuka, kelihatannya seperti orang gila; di belakangnya ada Churchill mengenakan baju ketat dengan lalat, semangka dan lisong.
Lengannya mengempit senjata, kepalanya menjulur ke depan seperti boxer, penuh keyakinan; Memancarkan kewibawaan.
Semua foto ini, apakah dibuat dipuing-puing parlemen, ketika inspeksi tentara, dalam mobil sebelah jendral Montgomery atau di pos pengalaman El Alamein menunjukkan foto keadaan yang sudah banyak di ketahui umum dan telah menciptakan suatu legenda: Churchill sebagai pahlawan perang.
Piringan-piringan hitam memperdengarkan petikan dari pidato-pidato yang penuh humor untuk membangkitkan semangat rakyat. Di belakang gelas bisa kita lihat kertas buram, catatan-catatan dari pidato itu dan ditik bertingkat seperti sajak Horatius.
Juga menulis roman
Secarik kertas yang disodorkan waktu ia sedang pidato dalam parlemen isinya pemberitahuan tentang tenggelamnya sebuah kapal perang Jerman: “Bismarck tenggelam".
Hubungan sulit dengan de Gaulle dicerminkan oleh sebuah catatan kepada menteri luar negeri: “Kalau ia (yang dimaksud de Gaulle. Red) betul-betul mengucap pidato bermanfaat melalui radio, semua akan lain".
Baca juga:Monarki Inggris Memang Kaya Raya, tapi Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi 16 Kali Lipatnya
Suatu perintah pada Jendral Ismay: “Singapura harus dipertahankan sampai titik darah terakhir". Penyerahan diri tidak bisa dipertimbangkan dan penguasa tertinggi, staf maupun perwiranya diharapkan akan mati di tempat.
Tak jauh dari situ dapat dilihat coret-coret yang dibuat Churchill dan Attlee selama sidang kabinet peperangan: gambarnya terutama kepala dan burung. Pada akhir perang ada catatan pedas pada kementerian luar negeri tentang penggunaan nama-nama asing.
Konstantinopel tidak boleh diganti dengan Istambul, Anggora (terkenal karena nama kucing Angora) menjadi Angkara, “selama saya masih berkuasa".
Alasannya karena “nama asing itu ialah untuk orang Inggeris dan bukan orang Inggeris untuk nama-nama asing", katanya.
Baca juga: Hujan Jarum, Rencana Ambisius Inggris untuk Menebar Kematian di Atas Pasukan Nazi
Churchill sebagai orang swasta digambarkan dalam foto-foto dengan isteri, keluarga, anjing, kucing dan kuda, surat-surat pribadi dan sejumlah besar hasil lukisannya. Tempat kerjanya malahan ditiru dengan palet, pensil, cat, kacamata dan gelas.
Yang dilukis umumnya pemandangan alam, yang sekarang masih dipamerkan dalam pameran musim panas akademi seni kerajaan. Selama hidupnya pemenang hadiah Nobel kesusasteraan tahun 1953 ini telah menulis 55 jilid buku.
Pertama ia mulai dengan kisah perang dunia I dan II. Namun di antaranya juga ada roman ”Savrola" dan naskah film tentang pemerintahan Raja George V.
Kucing dan Singa
Baca juga: Monarki Inggris Memang Kaya Raya, tapi Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi 16 Kali Lipatnya
Akhirnya kita bisa nonton pakaian, hadiah-hadiah dan peninggalan-peninggalan lain dari seorarag besar. Misalnya ada meja tulis dari Disraeli yang diberi oleh seorang pendukungnya tahun 1945, sampai sepatu rumah yang dibordir dengan benang perak dengan monogram WSC.
Selain itu ada baju hitam dengan mas dari ayahnya Lord Randolph Churchill waktu menjadi kepala pembendaharaan negara dan kemudian anaknya sebagai ketua Universitas Bristol.
Ada bintang-bintang kehormatan, tongkat jalan, mantel-mantel, sebuah kotak penuh dengan topi dari topi helm, topi tikar sampai topi Ascot yang seperti silinder. Akhirnya ada hadiah-hadiah yang pernah diterima.
Ternyata umumnya etui cerutu seperti tentu dapat diperkirakan. Namun, yang paling hebat ialah hadiah Natal tahun 1942 dari Raja Yugoslavia: satu stel tempat abu yang dihias dengan lima pesawat terbang dan foto Stalin antara lain, karena ada beberapa foto lain.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Pesta Kembang Api di Inggris Jadi Simbol Suka Cita
Dalam pameran itu ada juga sejumlah potret dan patung dada dari perunggu, manner dan gips. Rupanya umumnya hampir sama.
Yang menarik sebagai hasil seni hanya patung perunggu dada Epstein tahun 1943 dan lukisan Sir William Orpen 1916 setelah Churchill menarik diri dari kabinet karena serangan Dardanella gagal.
Lukisan itu menungukkan seorang pria yang lelah, kecewa dan lebih pandai daripada yang digambarkan dalam foto-foto kemudian.
Dalam ruangan terakhir pameran itu ada lukisan dari Frans Smyders “Kucinig dan singa" yang dipinjamkan dari tempat peristirahatan resmi perdana menteri Inggeris di Chequers. Lukisan itu menggambarkan seekor singa yang terperangkap dan jalannya sedang digerogoti oleh tikus kecil.
Churchill rupanya sering berpikir di depan gambar tikus mini tersebut yang sedang bekerja keras dan tugasnya tak kunjung selesai. Sebelum ia meninggalkan Chequers untuk selama-lamanya ia memperkuat binatang kecil itu dengan dua goresan pensil yang tegas.