Sebenarnya ada sidik jari lain, tetapi tidak bisa dikenali. Hal lain lagi: kalium sianida dipergunakan di Sanei. Memang penggunaanya dikontrol dengan ketat, tetapi bukan tidak mungkin karyawan berhasil memperolehnya diam-diam."
Semua tidak bisa tidur
Malam itu Kono tidak bisa tidur. Otaknya dipenuhi kasus Usami. Indra keenamnya menyatakan Taro Usami adalah korban pembunuhan dan rekan-rekan Usami pasti menyembunyikan sesuatu.
Bukan cuma Kono yang melek sampai larut malam. Kenzo Yokomizo juga. "Saya tidak berdusta," pikirnya. "Jelas saya tidak berbohong. Saya Cuma tidak mau memberi informasi mengenai sesuatu." la membalikkan tubuhnya di ranjang. "Kenapa sih sebetulnya saya tidak mau buka mulut? Saya tahu apa yang dikatakan Usami tidak bermutu. la tidak cemerlang. Ia tidak bisa memaksakan kehendaknya dilaksanakan. Yang dilakukannya cuma bekerja keras. Tapi anehnya, kalau saya berdua saja dengan dia, saya selalu ingin berbicara. Mungkin karena saya tahu ia tidak bakal menceritakannya lagi kepada orang lain. Hari itu, dalam perjalanan pulang saya bertemu dengan dia dan mengundang ke restoran. Setelah minum beberapa teguk, saya mulai berbicara.
"Janji, ya. Jangan memberi tahu orang lain ...."
Sebulan sebelumnya, wakil sebuah perusahaan elektronik besar di K mengadakan perundingan rahasia dengan Yokomizo. Perusahaan K lemah di bidang AC dan alat pemanas. Mereka mengincar staf teknik Sanei. Perusahaan itu ingin merger dengan Sanei, tetapi mereka mengetahui bahwa Presdir Sanei Kiyose, akan menentang mati-matian.
Jadi, mereka mendekati Yokomizo. Mereka menawarkan kedudukan direktur. Yokomizo menerima umpan itu, sebab ia sudah tidak bisa bekerja sama lagi dengan Kiyose.
Strategi mereka harus dirahasiakan. Dengan mempergunakan nama sebuah afiliasi, perusahaan itu akan membeli pelbagai saham Sanei. Lalu, pada rapat umum pemegang saham, mereka akan meminta Kiyose mengundurkan diri. Proyek ini sudah berjalan dengan diam-diam.
Yokomizo menggigit bibirnya. Mengapa ia goblok sekali membiarkan Usami mengetahui rahasia besar ini? Tentu saja ia tidak berani memberi tahu siapa-siapa perihal surat yang diterimanya dari Usami tanggal 8. Kalau ia memberi tahu, pasti ia akan dicurigai.
Yozo Misumi pun tidak bisa memejamkan matanya. "Usami mungkin dibunuh, tapi saya tidak membunuhnya. Tapi mengapa saya dulu menceritakan hal itu kepadanya?"
Kejadian yang diceritakannya itu cuma berlangsung empat bulan. Peristiwa cuma sekadar permainan bagi wanita itu, sekadar penyaluran bagi frustrasinya, karena suaminya yang kencing manis tidak bisa memuaskan dia.
Ini bukan pertama kalinya Misumi berhubungan intim dengan istri orang lain, namun jika yang satu ini ketahuan, fatal akibatnya. Hari itu, ketika Misumi mengendarai mobilnya di jalan yang ramai, ia melihat seorang wanita melambai kepadanya. Wanita itu membawa keranjang belanjaan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR