Sifat pingpong sangat individualistik. Pun ia merupakan cabang olahraga yang ekspresif dan temperamental. Untung saja, karena bukan tergolong olahraga kontak, cedera jarang terjadi.
Cedera akut, subakut, dan kronis terutama terjadi pada lengan yang digunakan untuk main, dan tungkai atau kaki, meski yang terakhir ini lebih jarang. Seperti halnya olahraga lain, sesekali jatuh dapat pula terjadi.
Baca juga: Masih Muda dan Tidak Diunggulkan, Namun Lanny Kaligis Menjadi Ratu Gelanggang Tenis Asian Games
Yang sering justru cedera ringan macam lepuh (blister) dan kejang. Blister alias lepuh paling sering terjadi pada tangan dan jari yang memegang bat, akibat tekanan langsung secara konstan.
Namun, ukuran sepatu yang kurang tepat atau kaus kaki yang melipat sehingga menimbulkan gesekan terus menerus pada telapak kaki, juga bisa menghasilkan lepuh pada kaki.
Kejang pada otot-otot bisa muncul karena kehilangan garam akibat keringat mencucur berlebihan, terlalu panas, penggunaan otot berlebihan, peregangan berlebihan, atau kelelahan berlebihan (over fatique).
Meski, kejang bisa pula disebabkan oleh makanan atau gangguan peredaran darah setempat pada bagian badan tertentu (misalnya, sepatu terlalu sempit, tali sepatu terlalu kencang, celana terlalu ketat, dll).
Cedera pada otot dan tendon timbul karena kerja otot yang keras. Misalnya pada waktu melakukan stroke tajam, chop, atau lop. Para atlet tenis meja sering mengalaminya pada gelang bahu, sekitar siku, lengan bawah, pergelangan tangan, atau pada tangan karena terus-menerus memegang bat dengan kencang.
Baca juga: Lepas dari Uni Soviet, 5 Negara Ini Mantap Tampil dalam Asian Games Sejak 1994
Karena merupakan olahraga indoor, kita dapat memainkannya kapan saja, bahkan di musim hujan. Sedangkan peralatannya relatif tidak terlalu mahal lagi pula tak memerlukan ruangan terlalu luas.
Luas lapangan permainan yang sangat terbatas menuntut reaksi sangat cepat dalam mengembalikan bola, sehingga cabang olahraga ini merupakan olahraga paling cepat di antara olahraga permainan yang ada.
Uniknya, meski saat pertandingan atlet tenis meja memerlukan kemampuan fisik luar biasa, pada permainan bukan pertandingan, siapa pun, baik pria maupun wanita dengan berbagai tingkatan usia dan kondisi fisik, tetap dapat menikmati olahraga ini.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR