Perlu refleks dan konsentrasi
Memang benar, cabang olahraga ini dibedakan atas tenis meja yang dipertandingkan (kompetitif) dan yang tidak dipertandingkan (non-kompetitif). Jelas saja, pada tenis meja non-kompetitif, persyaratan fisik dan fisiologis jauh berbeda dari yang dipertandingkan.
Persyaratan terpenting adalah keterampilan neuromuskuler (saraf - otot) untuk memperoleh kondisi refleks dan konsentrasi yang baik. Kedua komponen tersebut boleh dikatakan merupakan persyaratan terpenting pada tenis meja non-pertandingan.
Sebaliknya pada tenis meja kompetitif atau yang dipertandingkan, kedua hal itu saja jauh dari cukup. Diperlukan kecepatan yang hebat, kekuatan memukul, dan endurance (daya tahan). Jadi selain tenaga, juga sangat dibutuhkan daya tahan otot, jantung, dan pernapasan.
Seorang atlet pingpong yang harus menjalani pertandingan juga harus mampu lari 5 km agar bisa meraih dan mengembalikan bola, yang kecepatan maksimumnya bisa mencapai 125 – 140 km per jam.
Memang benar, pencapaian refleks dan konsentrasi yang terkondisi merupakan persyaratan utama pada tenis meja kompetitif. Namun, kelincahan kaki, kecepatan, antisipasi, koordinasi, dan taktik juga sangat penting.
Baca juga: Inilah Senjata yang Telah Mencetak Para Pahlawan Dunia dan Atlet Kelas Internasional di Asian Games
Kondisi refleks atau refleks yang dimiliki pemain bukan diperoleh secara genetis, karenanya pemain harus berlatih sejak awal. Apalagi kondisi refleks akan melemah dengan berjalannya waktu. Makin kurang baik kondisi refleksnya, makin cepat hilangnya.
Ini menunjukkan, untuk memelihara atau meningkatkan kondisi refleks diperlukan program latihan yang konsisten dalam jangka waktu cukup lama.
Maka dari itu untuk menjadi pemain kompetitif, kita harus melakukan latihan terencana selama 4 - 5 tahun plus memiliki pengalaman pertandingan.
Umur paling baik untuk menjadi pemain tenis meja kompetitif pada pria adalah 18-30 tahun dan pada wanita 16-26 tahun.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR