Limfoma dikenal peka terhadap radioterapi dan kemoterapi, sehingga pengobatan dapat diatur sesuai situasinya. Acap kali dokter melakukan kombinasi kedua perawatan itu berdasarkan keganasan serta stadiumnya. Juga atas pertimbangan usia dan kondisi umum penderita.
Radioterapi biasanya dilakukan terhadap pasien pada stadium I atau II dengan derajat keganasan rendah. Tindakan ini tidak memberikan efek sampingan seperti turunnya jumlah sumsum tulang, mual, muntah, dan rambut rontok.
Sayangnya, manfaat radioterapi hanya bersifat lokal di tempat yang dikenai penyinaran.
Kemoterapi sering menjadi pengobatan utama limfoma. Karena sifatnya parenteral (infus), ia dapat menjangkau seluruh tubuh mengikuti aliran darah.
Paduan tiga obat atau lebih bertujuan untuk mendapatkan keunggulan masing-masing obat. Kemoterapi mampu menekan jumlah sel kanker dan diharapkan sel kanker itu dapat dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh.
Selain sistem infus, ada pula kemoterapi berbentuk tablet atau kapsul (kemoterapi oral). Biasanya diberikan pada penderita kanker jenis non-Hodgkin keganasan rendah.
Baca Juga : Rambut Putrinya Rontok, Denada Tutupi Cermin dengan Koran: Mengapa Kemoterapi Sebabkan Rambut Rontok?
Ada fakta aneh tentang non-Hodgkin keganasan rendah justru karena belum bisa disembuhkan. Yang bisa dilakukan hanya sebatas memperpanjang usia harapan hidup pasien, yang dapat mencapai 10 tahun.
Sel-selnya begitu bandel, tidak bisa hilang sama sekali, sehingga pengobatannya sekadar untuk mengatasi gejala.
Obat yang diberikan pun bukan yang sangat kuat. Selain tak bakal menumpas tuntas sel kankernya, bisa-bisa malah membahayakan pasien.
Jadi, pertama-tama menggunakan kemoterapi oral. Setelah sel menjadi kebal, baru diberi kemoterapi parenteral sampai akhirnya sel menjadi kebal juga.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR