Intisari-Online.com –Kita sudah sangat sering mendengar bahwa salah satu terapi penyembuhan untuk penyakit kanker adalah kemoterapi. Namun, apakah kita sudah benar-benar memahami kemoterapi?
Kemoterapi adalah terapi pengobatan kanker yang dilakukan secara sistemik yang dilakukan berdampingan dengan pembedahan dan radiasi. Kemoterapi tentu memiliki efek samping yang mempengaruhi penderita kanker tersebut. Sifat terapi ini berfungsi untuk mematikan pertumbuhan sel kanker yang menyebar di tubuh. Perlu diketahui, kanker terjadi karena pembelahan sel yang tidak terkendali dalam tubuh.Nah, dengan kemoterapi, pembelahan sel tersebut dapat dihentikan. Kemoterapi dilakukan dengan obat-obatan dan bahan kimia. Biasanya pengobatan dilakukan dengan obat yang dimakan (oral) atau dengan infus. Untuk kasus tertentu, kemoterapi akan mempercepat proses penyembuhan setelah radiasi dan bedah.
Obat yang diberikan pada proses kemoterapi adalah obat anti tumor, sitostatika (obat-obatan kanker), dan racun sel untuk membunuh sel kanker. Masyarakat yang belum fasih benar soal terapi ini, seringkali menjadi takut dengan upaya penyembuhan ini karena efek sampingnya. Dengan perkembangan dunia medis yang signifikan, efek samping tersebut kini dapat dikurangi.Pengobatan tersebut dinamakan Targeted Therapy (biologik-terapi) dengan target pengobatan yang lebih selektif. Pengobatan ini hanya akan bekerja terhadap suatu marker yang khusus hanya dijumpai pada sel kanker sehingga meluputkan sel yang normal dan hal ini dapat mengurangi efek samping.
Jangan takut efek samping kemoterapi
Efek samping dari terapi pengobatan kanker ini adalah rambut rontok, hilang nafsu makan dan berat badan, daya pengecap turun, mual dan muntah, konstipasi, diare, dan kelelahan. Namun semua efek samping ini kini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat lainnya yang dapat meredam efek samping itu.Jika rambut rontok, ada obat penumbuh rambut pasca-kemoterapi yang dapat dikonsumsi. Pengembangan demi pengembangan ini mengurangi efek samping yang sering ditakuti. Sehingga tidak heran jika penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi masih dapat hidup normal seperti biasanya.Seringkali yang menjadi kegagalan dari penderita kanker dalam mengikuti kemoterapi adalah tidak menuruti prosedur yang ada. Misalnya soal menjaga diri agar tetap steril dan bersih. Hal tersebut tentu membuat pengobatan menjadi lebih lambat.