Non-Hodgkin lebih banyak
Baca Juga : Waspadai Kanker Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening timbul akibat sel membagi diri tanpa kendali, sehingga kelenjar itu membengkak. Tak heran, gejala umum pada dua pertiga penderitanya berupa benjolan pada kelenjar getah bening di ketiak, daerah leher di bawah mandibula (tulang rahang bawah), atau selangkangan.
Tapi pada sepertiga sisanya, penyakit itu dimulai pada jaringan getah bening organ tubuh bagian dalam seperti lambung, paru-paru, kelenjar gondok, atau ginjal.
"Namun, tak semua benjolan atau bengkak di daerah leher berarti limfoma. Mungkin hanya radang di tenggorokan atau bengok (parotitis, radang kelenjar liur)," kata dr. Abidin Widjanarko, Sp. PD-KHOM. (Konsultan Hematologi Onkologi Medik) yang bertugas di RS Kanker Dharmais dan RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Menurut Abidin, di RS Kanker Dharmais limfoma menjadi jenis kanker terbanyak kelima yang diderita setelah kanker payudara, kandungan, paru-paru, dan tenggorokan.
Baca Juga : 7 Manfaat Luar Biasa Jus Daun Pepaya, dari Dapat Lawan Kanker hingga Kurangi Efek Kemoterapi
Ada dua jenis limfoma, Hodgkin dan non-Hodgkin. Penderita jenis Hodgkin relatif lebih sedikit. Jumlahnya di Indonesia dalam kisaran 5 - 10% dan di negara-negara Barat di bawah 10% dari jumlah penduduk.
Sedangkan yang non-Hodgkin lebih tinggi lagi persentasenya di kedua wilayah itu.
Dari jumlah dan sebarannya, pasien non-Hodgkin di RS Kanker Dharmais sekitar 100 pasien baru per tahun, sementara di RSCM tercatat 150 pasien baru per tahun.
Langkah awal pengobatan kanker non-Hodgkin yaitu dengan menentukan derajat keganasannya. Ada yang rendah, menengah, dan tinggi.
Baca Juga : Lebih Mengenal Kemoterapi: Dari Arti, Cara Pengobatan, Hingga Efek Sampingnya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR