Bawahan mengeluhkan atasan, kawan ngerasani teman, pemirsa teve mencela artis, pembaca koran mengumpat wakil rakyat, bahkan istri atau suami mengungkapkan rasa jengkel kepada pasangan.
Padahal, internet jelas-jelas teman curhat yang tidak bisa menjaga rahasia.
(Baca juga: Internet Troll: Banyak Orang yang Menikmati Perannya Sebagai Penyebar Kebencian di Dunia Maya)
(Baca juga: Investigasi: Gerilya Waria, dari Kontes Sampai Transaksi Seks di Dunia Maya)
Jika tiap hari kita membaca status kawan yang gemar mengeluh, bisa saja kita ketularan mood negatif, seolah apa pun di dunia ini tidak ada yang beres.
Di dunia digital, jarak kita ke sumber penularan negatif ini hanya satu klik.
Sebaliknya, kawan-kawan maya juga bisa menjadi penyemangat dan penghibur gratis buat kita.
Mereka bisa menularkan inspirasi, kebahagiaan, dan mood positif kepada kita tanpa kita perlu membayar mereka.
Jarak kita ke sumber penularan positif ini juga hanya satu klik.
Di dunia digital, kita semua adalah objek sekaligus subjek. Kita ketularan sekaligus menularkan.
Apa pun yang kita tulis di sana, baik ataupun buruk, bisa menjadi sumber penularan bagi kawan-kawan kita.
Itu artinya, kita mestinya lebih berempati kepada kawan ketika hendak menjawab pertanyaan semacam "What's on your mind?" atau "What's happening?"
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Extra Desember 2010)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR