Intisari-Online.com – Di rumah maya, saya punya kawan jenaka yang biasa menulis dengan bahasa Jawa. Ada-ada saja humornya.
Dalam keadaan senang ataupun jengkel, ia selalu bisa menulis status dengan cara yang lucu.
(Baca juga: Dunia Maya yang Merenggut Nyawa: Kisah Tragis Amanda Todd Setelah Fotonya Bertelanjang Dada Menyebar di Internet)
Tidak ada kesan pamer, minta perhatian, atau menggurui. Tiap kali membaca tulisannya atau melihat foto jepretannya, saya selalu tersenyum dan gembira.
Barangkali inilah fenomena seperti yang disimpulkan oleh para peneliti di Harvard Medical School, "Emosi bisa menular lewat jejaring sosial di internet."
Lewat dunia digital, segala jenis konten, baik maupun buruk, bisa menjalar dengan mudah.
Jika digunakan dengan baik, jejaring itu bisa menjadi jaring yang efektif penyaring konten positif.
Tapi jika tidak, jejaring itu bisa menjadi "jaring laba-laba" yang justru memerangkap kita.
Salah memilih teman dan tautan, misalnya, bisa membuat kita secara tidak sadar ketularan mood negatif.
Kita semua mafhum, saat ini jejaring sosial telah menjadi tempat favorit untuk curhat, menggerutu, bahkan mencela.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR