Intisari-Online.com – Senin (18/12), dunia K-Pop digemparkan dengan berita meninggalnya Kim Jonghyun, salah satu anggota boyband SHINee.
Menurut media lokal, Jonghyun ditemukan lemas tak berdaya di apartemennya di kawasan Gangnam-Gu, Chungdam-dong.
Dilaporkan Jonghyun keracunan karbon monoksida dari briket yang ia bakar frying pan.
Polisi sempat melakukan pertolongan pertama dengan melakukan CPR, namun nyawa Jonghyun tidak bisa diselamatkan.
(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!
(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Pada akhirnya, kasus meninggalnya Jonghyun kembali membuka masalah tersembunyi di Korea Selatan.
Bukan soal nuklir atau perang, tapi soal bunuh diri.
Menurut statistik tahunan WHO yang dipublikasikan pada bulan Mei 2017 dikutip dari english.chosun.com, angka bunuh diri di Korea Selatan terus menurun, namun tetap menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Bahkan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menyebut negara ini sebagai negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi.
Angka tersebut, yang mencerminkan data dari tahun 2015, menunjukkan bahwa Korea memiliki 28,4 kasus bunuh diri per 100.000 penduduk, angka tertinggi keempat di antara 183 negara yang disurvei.
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR