Advertorial

Miris! Inilah Surat Jonghyun SHINee Sebelum Bunuh Diri, Terlihat Sangat Depresi

Aulia Dian Permata

Penulis

Seorang sahabat Jonghyun, 9 (Nine) dari grup musik Dear Cloud membocorkan sebuah surat yang sempat ditulis Jonghyun sebelum dia memutuskan untuk bunuh diri dengan menghirup racun briket arang.
Seorang sahabat Jonghyun, 9 (Nine) dari grup musik Dear Cloud membocorkan sebuah surat yang sempat ditulis Jonghyun sebelum dia memutuskan untuk bunuh diri dengan menghirup racun briket arang.

Intisari-Online.com - Nine Dear Cloud, salah seorang sahabat Jonghyun SHINee baru saja membocorkan isi surat yang ditulis oleh Jonghyun sebelum dia memutuskan untuk bunuh diri.

Menurut Nine, Jonghyun telah berpesan kepadanya untuk mengungkapkan isi surat itu pada para penggemarnya setelah Jonghyun tiada.

Nine juga bercerita bahwa beberapa hari sebelum kejadian ini, Jonghyun sempat mencurahkan kegelisahannya pada Nine.

(Baca juga:Punya Hobi Boleh Saja, Asal Jangan Seperti Perempuan Ini yang Mencoba Bunuh Diri Setelah Membeli Kucing)

(Baca juga:Pemikiran untuk Bunuh Diri adalah Tanda Depresi Kambuh, Kenali Juga Tanda-tandanya Lainnya!)

"Dia berbicara tentang perasaannya yang galau, pemikirannya yang sangat buruk mengenai berbagai hal, dan juga sempat berkata ingin segera meninggalkan dunia ini karena dia lelah," kata Nine seperti dilansir dari allkpop.com.

Mendengar cerita Jonghyun, Nine kemudian berpesan pada kakak perempuan dan keluarga Jonghyun untuk lebih waspada dan memerhatikan Jonghyun, mengingat ada kemungkinan dia akan melakukan tindakan nekat.

Nine juga sebelumnya telah meminta izin pada keluarga Jonghyun untuk membuka surat terakhir Jonghyun ke publik.

"Aku tidak tahu apakah yang aku lakukan ini benar, namun Jonghyun memintaku agar kalian semua bisa mengetahui alasan kenapa dia memilih pergi dan tidak menyalahkan keputusannya," kata Nine.

Berikut isi surat Jonghyun (dalam bahasa Indonesia) :

" Aku hancur dan terluka dari dalam. Depresi ini telah menelanku habis-habisan dan aku tidak bisa mengalahkannya.

Aku benci diriku sendiri. Aku mencoba untuk bertahan menghilangkan ingatanku dan berteriak pada diriku sendiri untuk mencari bantuan, namun tidak ada jawaban.

Jika aku tidak bisa mengatur nafasku dengan baik, lebih baik aku berhenti bernafas,

Aku bertanya pada diriku sendiri, siapa yang bisa merawatku?

Tapi, hanya ada aku. Aku sendirian.

Mudah sekali berkata bahwa aku akan bisa mengakhiri ini semua

Tapi sangat sulit untuk mengakhiri sesuatu

Aku hidup selama ini karena semua kesulitan itu

Mereka bilang, aku ingin melarikan diri

Itu benar, aku memang ingin melarikan diri

Dari diriku sendiri, dari kalian

Aku bertanya, siapa itu? Dan itu adalah aku, aku lagi, dan selalu aku lagi

Aku bertanya, kenapa aku selalu kehilangan akalku?

Mereka bilang, itu karena gangguan yang terjadi pada kepribadianku.

Seperti yang aku lihat, akhirnya ini semua memang kesalahanku

Aku ingin seseornag memerhatikanku, tapi tidak ada yang peduli.

Tidak ada seorangpun yang menemuiku, mungkin mereka juga tidak tahu aku masih ada.

Aku bertanya, kenapa orang-orang tetap hidup? Mereka bilang hanya karena ingin hidup.

Jika aku bertanya kenapa orang-orang mati, mungkin mereka bilang kalau mereka lelah.

Aku menderita dan cemas. Aku tidak pernah bisa mengubah rasa penderitaanku menjadi sebuah kebahagiaan.

Penderitaan ya hanya penderitaan.

Mereka bilang padaku agar aku tidak berpikir seperti itu.

Kenapa? Aku juga tidak boleh mengakhiri sesuatu semauku?

Mereka menyuruhku untuk mencari alasan kenapa aku merasa terluka.

Aku jelas tahu, aku terluka karena diriku sendiri, bahwa ini kesalahanku dan karena aku sangat buruk.

Dokter, apakah ini yang ingin kau dengar?

Tidak, aku tidak melakukan kesalahan apapun.

Ketika dokter menyalahkan kepribadianku dengan suaranya yang lembut, aku berpikir, enak sekali ya jadi dokter?

Mengejutkan sekali melihatku menderita. Orang-orang yang lebih menderita justru punya hidup yang lebih baik.

Mereka yang lebih lemah dari aku, hidup lebih baik. Tapi mungkin tidak juga.

Di luar sana, tidak ada yang lebih menderita dari aku, dan tidak ada yang lebih lemah daripada aku.

Tapi mereka bilang, aku harus tetap hidup.

Aku bertanya, kenapa aku harus hidup? Ini bukan untuk aku, tapi untuk kalian.

Aku ingin melakukan hal lain untukku.

Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal.

Kenapa aku menderita? Haruskah aku mengatakannya dengan detail dramatis?

Aku akan memberi tahu kalian kenapa aku menderita. Akankah kalian mendengarkan?

Hal-hal yang bisa aku menangkan tidak berakhir dalam penderitaan.

Ini bukan tempatku untuk beradu dengan dunia.

Ini bukan hidupku untuk diketahui oleh seluruh orang di dunia.

Mereka bilang, itulah kenapa aku merasa lebih menderita. Karena aku aku harus berlomba-lomba dengan dunia, dan aku dikenal seluruh orang.

Kenapa aku memilih hidup seperti ini? Itu lucu.

Ini adalah keajaiban yang aku dapat selama ini.

Apa lagi yang bisa aku katakan? Tolong katakan bahwa aku telah bekerja cukup keras.

Bahwa aku telah sangat hebat sejauh ini, aku telah bekerja dengan keras.

Bahkan jika kalian tidak bisa tersenyum untuk merelakanku pergi, tolong jangan salahkan aku.

Aku telah bekerja keras.

Aku benar-benar telah bekerja dengan sangat keras.

Selamat tinggal.

Artikel Terkait