Sementara keesokan harinya perjalanan diteruskan 388 km ke arah selatan ke Punta Tombo. Di situ ada tempat pengembartgbiakan pinguin Magellan yang terbesar di Amerika Selatan.
Jumlahnya lebih dari 500.000 ekor. Sungguh pengalaman menarik, berada di antara pasangan pinguin yang sedang mengeram dan mengurus anak.
Banyak asap
Keesokan harinya, kami meneruskan perjalanan ke Tanah Api atau Tiera del Fuego yang terkenal dengan angin ributnya.
Kami terbang menuju ibu kota Ushluaia yang terletak di ujung selatan dunia. Letaknya di pinggir Terusan Beagle, sebelah selatan Tanah Api.
Dari pesawat terlihat kota kecil di dalam tanah cekungan yang indah, dikelilingi gunung salju. Untung udara cerah dengan suhu 21°C.
Cuaca indah secepatnya dimanfaatkan. Kami naik kapal ke Terusan Beagle yang pernah dilintasi Magellan.
Menurut sejarah, saat itu Magellan melihat asap mengepul di mana-mana (dari dapur orang Indian). Makanya Magellan menamai daerah itu Tanah Api.
Di daerah Tanah Api, bersantap malam di luar merupakan seni. Kesibukan mempersiapkan hidangan, lebih-lebih di musim dingin yang panjang, amat menarik dan berkesan.
Perillada, daging domba bakar, dan centoIla, kepiting raja berwarna oranye, merupakan sajian utama.
Dari Ushluaia perjalanan diteruskan ke Calafate dengan pesawat terbang dari Rio Callegos. Kami mendarat di situ pukul 17.00 ketika cuaca buruk. Hujan lebat dan udara dingin sekali.
Inilah cuaca Patagonia yang asli. Kami harus naik minibus sejauh 350 km untuk sampai ke hotel.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR