Sementara itu ketika empat rekannya yang berada diluar ditembaki anggota Black September yang berada di dalam helikopter ternyata tidak panik.
Mereka segera berloncatan keluar dan selanjutnya menghancurkan dua helikopter yang berisi para sandera menggunakan granat dan berondongan senapan serbu.
Helikopter segera meledak dan menewaskan semua tawanan Israel. Operasi penyelamatan sandera yang dilancarkan aparat keamanan Jerman akhirnya gagal total.
Selain semua sandera dan empat anggota Black September tewas, polisi Jerman juga kehilangan salah satu anggotanya.
Namun, pihak yang paling terpukul dan malu atas semua kejadian pembantaian itu adalah kepala Mossad, Zwi Zamir.
Apalagi saat operasi penyelamatan sandera berlangsung tak ada agen Mossad pun yang terlibat.
Ketika Zwi Zamir tiba di lokasi bahkan sudah terlambat dan hanya bisa menyaksikan pertempuran sengit yang berakibat pada tewasnya semua atlet sandera Israel.
Peristiwa pembantaian Munich segera membuat seluruh warga Israel marah besar dan Mossad pun tak mau menanggung malu terlalu lama. Zwi Zamir dan Jenderal Aharon Yariv yang diangkat oleh PM Israel, Golda Meir, sebagai penasehat khusus untuk menangani teroris segera merancang serangan balasan.
Operasi balas dendam itu sendiri di kalangan Israel sudah sangat dikenal sebagai Operasi Penuntut Darah.
Untuk menghantam langsung para pentolan teroris Palestina, baik Zamir dan Jenderal Yariv tidak lagi menggunakan cara konvensional dengan membombardir perkampungan orang-orang Palestina.
Tetapi mereka sepakat untuk melaksanakan serangan balasan dengan target para pimpinan teroris, khususnya para pemegang komandonya.
Untuk menghabisi targetnya Mossad telah memegang nama-nama tertentu karena pada dasarnya tokoh-tokoh Black September adalah pemain lama.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR