Intisari-Online.com - PD II yang sedang berkorbar sebenarnya secara tak sengaja “menyatukan” warga Yahudi dan Arab Palestina.
Banyak warga Yahudi yang bergabung dengan militer Inggris dan warga Arab yang tergabung ke dalam pasukan Legiun Arab bertempur bersama pasukan Sekutu dan Inggris, melawan Nazi Jerman.
Dalam PD II ini sekitar enam juta orang Yahudi telah menjadi korban pembunuhan massal (holocoust) oleh pasukan Nazi Jerman.
Pasca PD II kisah tentang holocoust kaum Yahudi itu telah membuat pasukan Sekutu merasa bersalah karena tidak bisa melakukan pencegahan.
Negara-negara Eropa dan AS yang pasukannya tergabung dalam pasukan Sekutu menyadari jika peran orang Yahudi dalam PD II juga cukup besar.
Misalnya saja, sejumlah tokoh Yahudi merupakan perancang dan pembuat bom atom sehingga akibat ledakan bom atom di Jepang, PD II lebih cepat selesai.
Selain itu keberadaan warga Yahudi yang tercerai berai akibat PD II juga memusingkan negara-negara Eropa pemenang perang karena banyaknya warga Yahudi yang minta suaka.
Untuk mengatasi warga Yahudi yang domisilinya tak jelas itu, negara-negara Eropa kemudian mendukung berdirinya negara Yahudi di Palestina.
Sikap negara-negara Eropa itu merupakan langkah cuci tangan karena tak mau dipusingkan oleh keberadaan warga Yahudi lagi.
Jika mereka sudah memiliki negara yang jelas upaya untuk memulangkan warga Yahudi yang tercerai-berai pun menjadi lebih mudah.
Inggris yang masih menghadapi dilema dan masih kesulitan untuk melaksanakan Desklarasi Balfour, yang bertujuan menyelesaikan masalah kaum Yahui dan Arab secara adil jelas menjadi pusing.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR