Advertorial

Alfred Frauenknecht, Mata-mata yang Jadi Kunci Israel Bisa Miliki Pesawat Tempur Terkuat di Dunia

Ade Sulaeman

Editor

Seorang laki-laki dengan potongan rambut pendek ini dianggap sebagai mata-mata yang paling berhasil dalam dua dasawarsa terakhir.
Seorang laki-laki dengan potongan rambut pendek ini dianggap sebagai mata-mata yang paling berhasil dalam dua dasawarsa terakhir.

Intisari-Online.com – Alfred Frauenknecht adalah mata-mata yang paling berhasil.

Berkat jasanya, Israel mempunyai salah satu pesawat tempur terkuat di dunia.

Seorang laki-laki dengan potongan rambut pendek adalah mata-mata yang paling berhasil dalam dua dasawarsa terakhir.

Jika Israel kini dapat membuat salah sebuah pesawat tempur yang terkuat dan tercepat di dunia, maka ini hanya karena jasa seorang insinyur Swiss bernama Alfred Frauenknecht.

Saya mengetahui ini, sebab Frauenknecht telah menceriterakan pengalamannya di Basel, di mana ia sedang menunggu perkaranya diadili.

(Baca juga: Dialah Mata Hari yang Bernasib Tragis, Penari Eksotis yang Terkenal sebagai Mata-mata Perempuan Terbesar Selama Perang Dunia I)

(Baca juga: Kerap Jadi Sasaran Tembak Rudal, Secara ‘Ajaib’ Pesawat Mata-mata Legendaris Ini Selalu Luput)

Demikian pula saya.

Apa perkara saya itu tidak begitu penting. Ini saja: saya pernah menjadi seorang Direktur Bank yang sangat berhasil.

Sampai pada saat saya ikut-ikut dalam perdagangan coklat dan salah spekulasi.

Kata jaksa, saya telah mengacaukan perdagangan coklat dunia dan karena itu saya ditahan untuk sementara.

Di dalam tahanan ini saya belajar kenal dengan Alfred Frauenknecht. Hari itu adalah suatu hari Sabtu di bulan Maret.

Saya sedang duduk dalam sel saya dan melihat permainan sepak bola di tv, permainan antara Klub Basel dan Eintracht Frankfurt.

Saya baru saja menghabiskan setengah botol anggur Pommard 1957. Sisanya ingin saya minum malam hari.

Pertandingan berjalan seru dan saya tidak begitu senang waktu pintu sel saya diketuk. Tetapi di dalam tahanan, tidak banyak pilihan apakah pintu mau dibuka atau tidak. Saya berteriak: "Masuk!".

(Baca juga: Pilot Pesawat Mata-mata AS Juga Dibekali Racun yang Siap Ditenggak Jika Mereka Tertangkap)

(Baca juga: Mata-mata AS di ISIS dan Israel dalam Bahaya Setelah Donald Trump Ungkap Keberadaan Mereka saat Bertemu Rusia)

Pintu dibuka. Seorang penjaga berdiri di ambang pintu dan di sebelahnya berdiri seorang laki- laki kecil.

"Saya pengelola perpustakaan," katanya, "Saya datang karena membawa pesanan anda. Nama saya Alfred Frauenknecht. Anda Doktor Erdman, bukan?"

Memang demikian. Saya mengetahui siapa Frauenknecht. Semua surat kabar telah memuat namanya.

Frauenknecht adalah pria yang bertanggung jawab atas kasus spionase yang terbesar di Swis.

Pengelola perpustakaan memberikan buku-buku pada saya. Saya ingin mengatakan sesuatu, akan tetapi penjaga segera memutuskan percakapan, agar jangan dimulai hubungan antara kedua musuh negara yang terbesar itu.

Tetapi bagaimanapun juga saya senang berkenalan dengan pengelola perpustakaan yang ramah itu.

Hari Seninnya, segera sesudah makan pagi, Direktur penjara Schoenherr, muncul. Ia menawarkan apakah saya mau menjadi wakil pengelola perpustakaan. Yang menyarankannya adalah Alfred Frauenknecht.

Saya mendengar, bahwa Alfred Frauenknecht segera harus meletakkan jabatannya karena perkaranya akan disidangkan dalam waktu sebulan. Jika saya mau, saya dapat menggantikannya.

(Baca juga: Kian Panas! Korut Sebut CIA Kirim Mata-mata untuk Membunuh Kim Jong-un, Bayarannya Rp9,6 Miliar)

(Baca juga: HABRINK/1, Agen CIA dari Indonesia untuk Memata-matai Uni Soviet)

Tentu saja saya mau. Pada hari berikutnya, jam 8 pagi, saya mulai. Frauenknecht telah menyediakan kopi panas dan kue-kue. Entah bagaimana, ia selalu berhasil untuk menyediakan kopi dan kue.

Ia juga penghuni tahanan Swis pertama, yang diperbolehkan meletakkan sebuah pesawat tv di selnya. Ia sampai ke Mahkamah Agung untuk mengajukan permintaannya dan akhirnya diperbolehkan. Memang hebat. Yang ikut beruntung kini adalah saya.

Frauenknecht agaknya seorang laki-laki luar biasa. Ia telah ditahan karena mengkhianati bangsa, akan tetapi mau iuga memperjuangkan sesuatu yang kecil seperti pesawat tv.

Ia memperlihatkan apa yang harus saya kerjakan di perpustakaan. Ia kemudian bertanya: "Tahukah engkau bahwa perkara saya akan disidangkan dalam empat minggu ini?"

"Ya, semoga engkau berhasil".

"Tidak akan ada keberhasilan! Mereka akan menjatuhkan hukuman sepuluh tahun."

"Siapa yang mengatakannya?"

"Jaksa".

Jika di Swis seorang Jaksa Penuntut Umum meminta sepuluh tahun, maka yang dituduh akan mendapat sepuluh tahun. Saya sudah mengetahui hal itu, begitu pula Frauenknecht.

Beberapa hari kemudian ia bertanya: "Betulkah bahwa engkau sedang membuat buku?"

"Saya mencoba-coba."

"Saya sebenarnya juga ingin menulis buku," katanya, "saya sudah mencoba, tetapi saya seorang insinyur dan bukan penulis. Maukah engkau memperlihatkan apa yang telah kau tulis?"

Pada sore harinya saya mengambil naskahnya. la membaca sementara saya mewakilinya mengatur perpustakaan. Ceritera saya kemudian benar-benar diterbitkan dengan judul: "Permainan satu milyar dollar".

Pada hari berikutnya teman saya yang baru bertanya: "Apakah engkau mau menulis buku tentang saya?"

"Saya terlampau sedikit mengetahui tentang keadaanmu".

"Pengetahuan itu dapat saya berikan," katanya. Tidak lama kemudian ia pergi ke Direktur Penjara dan kembali dengan tape rekorder, enam kaset dan sebotol anggur.

Semua didapatnya dari Direktur Penjara, katanya kepada saya.

Kami meminum anggur dan membicarakan bagaimana kami akan menyusun rencana kerja. Saya akan bertanya sebagai seorang jaksa. Dan ia harus mengatakan apa yang benar, tidak boleh menyimpang dari kebenaran.

Pada hari berikutnya saya mulai bertanya: "Apakah engkau mengaku salah telah mengadakan spionase?"

"Teknis, ya. Tetapi menurut moral tidak".

"Di mana perbedaannya?"

"Bedanya terletak dalam fakta, bahwa saya telah berbuat sesuatu untuk Israel dan tidak melawan Swis."

"Engkau seorang Yahudi?"

"Tidak. Saya belum pernah pergi ke Israel".

"Nah, engkau kini membohongi saya".

Tidak, ia tidak membohongi saya. Bahwa ia menjadi mata-mata untuk Israel, suatu negara yang belum pernah dilihatnya, baginya merupakan suatu prinsip moral.

"Kita orang Swis, mempunyai suatu tanggung jawab moral terhadap orang-orang Yahudi," katanya. "Suatu tanggung jawab yang oleh kebanyakan dari kita lebih baik dilupakan saja. Selama perang kita telah memberikan suaka pada beberapa dari mereka. Akan tetapi beribu, telah kita tolak di perbatasan. Kita telah menyuruh mereka kembali ke pembakaran-pembakaran gas. Saya mempunyai perasaan takut waktu mereka sekali lagi diancam kemusnahan dan minta pertolongan saya".

Mengapa justru dia

"Mengapa mereka sampai meminta pertolonganmu?"

"Terjadi pada bulan Desember 1967, setengah tahun sesudah Perang Enam Hari selesai. Di Paris ada pertemuan ahli dari negara-negara yang memakai "Mirage III". Orang Perancis, Swis, Australia dan Israel saling bertukar pikiran dan pengalaman.

Orang Israel telah menang Perang Enam Hari karena pengetahuan teknik perang udaranya yang lebih unggul. Yang membantu adalah pesawat "Mirage" yang dibuat di Perancis.

Tetapi tentu saja banyak pesawat jenis ini hilang atau rusak berat. Israel minta ganti. Sia-sia. Sebab Charles de Gaulle telah mengeluarkan larangan ekspor senjata ke Israel.

Orang-orang Israel juga tidak mendapat ganti alat-alat untuk pesawat yang masih ada.

Agar dimengerti mengapa Israel meminta pertolongan Frauenknecht yang berkewarganegaraan Swis, harus diketahui bahwa Swis mempunyai "Mirage" yang berlebihan.

Tidak seperti halnya Israel, Swis tidak membeli pesawat itu di Perancis, akan tetapi perusahaan Swis Sulzer, mendapat lisensi untuk membuatnya.

Dan pada perusahaan itulah Frauenknecht bertanggung jawab mengkoordinir seluruh program produksi.

Pemerintah Swis telah memesan lebih dari 100 pesawat "Mirage III". Akan tetapi ongkosnya kemudian ternyata terlampau tinggi.

Oleh karena itu Pemerintah hanya menyuruh memasang rampung 53 buah, meskipun semua bagian untuk 100 pesawat telah selesai dibuat.

Jadi bagian-bagian untuk 47 pesawat hanya tergeletak begitu saja. Orang-orang Israel mengatakan bahwa mereka akan "menimbang dengan emas" untuk mendapatkan bagian-bagian itu.

"Bagaimana reaksimu?"

"Saya mengatakan apa adanya. Penawaran yang demikian itu sudah melampaui batas kemampuan saya. Mereka harus berbicara dengan pemerintah saya".

"Lalu selesai begitu saja?"

"Tidak. Orang Israel memberikan saya informasi yang penting. Katanya, mereka telah menemukan suatu kekurangan yang agak besar pada pesawat selama Perang Enam Hari itu. Penyalur bensin, suatu sistim yang otomatis, tidak berjalan pada waktu suhu hawa terlampau tinggi ataupun jika pesawat mengadakan belokan yang tajam. Pesawat jatuh."

"Apakah orang Israel menemukan pemecahan persoalan?"

"Ya, mereka telah menemukan suatu sistim pneumatis darurat yang selalu bekerja jika sistim otomatis itu macet. Mereka menawarkan kita gambar-gambar dan cara membuat sistim itu, agar kita dapat juga membuat sistim darurat dalam pesawat kita. Saya berkeyakinan bahwa Pemerintah juga akan berterimakasih, lagi pula orang Israel masih menawarkan informasi-informasi lebih Ianjut."

Tetapi Pemerintah Swis menolak.

Kini orang Israel mencoba dengan jalan belakang. Kedutaan Besar Israel di Paris meminta dengan surat kepada Sulzer GmbH, agar mereka sudi menerima seorang atase militer Israel yang bernama Kolonel Shuhan.

Surat sampai ke meja Frauenknecht. Memang dialah pemimpin program pembuatan "Mirage" pada perusahaan Sulzer.

Dalam waktu yang singkat, persetujuan baik dari Sulzer maupun dari Pemerintah di Bern telah diberikan. Itu pada tanggal 1 April 1968.

Tiba-tiba Kedutaan Besar Israel di Roma turut campur. Salah seorang atase militer yang di sana meminta pertemuan dengan Frauenknecht, agar mempersiapkan kedatangan Shuhan di Swis.

Pertemuan itu berlangsung pada tanggal 11 April di hotel Ambassador di Zuerich. Dua orang memperkenalkan diri sebagai "Kol. Abel dan tuan Bader".

Abel sebenarnya Kol. Cain, pemimpin organisasi spionase di Roma dan bertanggung jawab untuk seluruh Eropa Barat. Tetapi apakah ia Cain atau Abel, orang yang bekerja untuk dinas rahasia selalu bepergian dengan nama palsu.

Yang katanya bernama Bader, sebenarnya bernama Schwimmer, tepatnya Al Schwimmer, pendiri, Presiden dan pemimpin tertinggi industri pesawat terbang Israel, yang pada waktu itu sudah mempekerjakan 15 000 pekerja.

Semua masih berjalan menurut aturan.

Frauenknecht: "Saya menasehatkan mereka, agar lebih menggairahkan keadaan. Misalnya membuat pesanan yang lebih besar yang meliputi turbin, generator dan pompa-pompa pada Sulzer. Sulzer membuat semua barang ini. Jika pesanan itu kira-kira berjumlah 4 juta Frank Swis ditambah dengan pembayaran bagian-bagian "Mirage", maka tentunya percakapan akan dapat "dilanjutkan" dengan lancar."

"Apa yang dikatakan kedua orang Israel?"

"Mereka agaknya setuju. Saya menilpun Direktur Jenderal Sulzer. la menyetujui untuk menerima utusan Israel itu pada jam 7 malam di hotel mewah Baur au Lac".

"Semua berjalan beres?"

"Mungkin tidak. Sebab pertemuan hanya berjalan 20 menit. Dua minggu sesudah itu, Sulzer menulis surat kepada Kol. Cain. Di dalam surat itu dikatakan, bahwa berdasarkan persetujuan lisensi dengan Perancis, Sulzer tidak dapat.membuat perjanjian mengenai "Mirage". Tentu saja saya mendapat kopi dari surat ini. Tiga hari kemudian, orang Israel menilpun saya di kantor. Mereka mengatakan, bahwa mereka akan berada di Zuerich dalam beberapa hari ini dan ingin mengundang saya makan. Saya setuju. Saya mengetahui apa maksud undangan itu".

Tuan-tuan Cain dan Schwimmer mengatakan kepada Frauenknecht, bahwa keadaan "Mirage" mereka begitu mengkhawatirkan, sehingga para penerbang sudah sering tidak mau terbang dengan pesawatpesawat itu.

Kedua orang Israel itu menanyakan: "Bagaimana kalau membajak pesawat itu?"

Frauenknecht mengatakan bahwa ini tidak mungkin. Sebab semua "Mirage" Swis disimpan dalam hanggar di bawah tanah yang dibuat di dalam gunung'batu dan ditutup dengan pintu baja yang dijaga ketat.

Kalau ada penyerangan bom atom kecilpun tidak mengakibatkan apa-apa.

"Dan dengan demikian", kata Frauenknecht, "kami tidak sampai pada suatu rencana yang konkrit pada pertemuan kedua itu. Baru waktu kami bertemu kembali di sebuah bar di daerah pelacur di Zuerich, maka kami maju sejengkal".

Jaminan $ 200.000

"Apakah orang-orang Israel akhirnya mempunyai rencana?"

"Mereka tidak, tapi saya. Saya telah berpikir bermalam-malam. Diskusi dengan Sulzer tidak ada gunanya. Firma itu tidak mau memberikan pesawat ataupun bagian-bagiannya.

Jadi harus diambil gambar-gambar konstruksi. Dengan gambar-gambar itu persoalan dapat dipecahkan. Sulzer mempunyai semua gambar-gambar. Tetapi ada persoalan besar lagi. Yakni banyaknya gambar-gambar.

Sebab hanya gambar konstruksi pesawat saja tidak berguna. Harus dipunyai juga gambar-gambar konstruksi untuk mesin-mesin pembuatnya. Baru dengan gambar-gambar itu orang Israel dapat bekerja".

"Berapa banyaknya gambar-gambar itu?".

"Hanya untuk mesin pembuat, 45 000 buah".

"Astaga!"

"Saya sangka gambar-gambar itu akan memenuhi satu gerbong kereta api. Paling sedikit beratnya 4000 kg".

"Jadi suatu hal yang mustahil?"

"Mustahil juga tidak. Hanya saya mengatakan pada orang Israel bahwa saya memerlukan waktu setahun. Masih ditambah dengan beberapa bulan persiapan".

"Apakah engkau mengatakan rencanamu?"

"Tidak, tetapi mereka toh percaya kepada saya".

"Dari mana kau ketahui hal itu?"

"Karena mereka mau memenuhi permintaan saya".

"Permintaan?"

"Saya mengatakan bahwa saya membutuhkan 200.000 dolar (waktu itu 780.000 mark) sebagai jaminan. Jangan salah sangka. Untuk saya yang terpenting bukanlah uangnya itu. Tetapi apa yang akan saya kerjakan adalah suatu hal yang sangat berbahaya. Tidak hanya untuk saya, akan tetapi juga untuk isteri saya. Jika saya ketahuan, maka eksistensi saya rusak. Saya harus mempunyai sesuatu untuk pegangan".

"Sejumlah 200.000 dolar?"

"Tentu saja".

"Di mana uang itu sekarang?"

Tidak dijawab. Kami tidak membuka-buka hal itu lagi. Pada bulan Juni 1968, Frauenknecht mulai dengan rencananya.

Pertama-tama ia membeli mobil bus VW kecil. Lalu ia meminta seorang kemenakannya, untuk menyewa sebuah garasi di Wintherthur.

Di Wintherthur terletak kantor pusat Sulzer. Letak garasi yang disewa sudah ditetapkan oleh Frauenknecht. Kemudian ia memulai suatu surat menyurat dengan Jawatan Patent di Bern, di mana Albert Einstein pernah bekerja untuk mendapatkan uang studi.

Sesudah itu beres, Frauenknecht menemui Direktur Schmidt, pemimpin Sulzer. Ia membentangkan ide: Gambar-gambar "Mirage", yang hanya dipakai jika ada suatu hal yang mendadak, mengambil banyak tempat.

Tempat itu sebenarnya dapat lebih dimanfaatkan. Lagi pula dapat dikurangi biaya 100.000 Frank setahun. Bagaimana? Sederhana saja. Yakni dengan membuat mikrofilm dari semua gambar biru.

Gambar biru orisinil dapat dirusakkan secara rahasia dalam alat pembakar Jawatan Kebersihan Kota. Benar atau tidak? Benar!

Mengurangi biaya dan tidak ada risiko, orang Swis mana yang akan menolak ide itu? Akan tetapi masih tinggal pertanyaan: siapa yang akan menjamin rahasia?

"Saya sendiri yang menjamin. Pada pertemuan yang kemudian diadakan antara pimpinan tertinggi, saran itu diterima dengan baik".

"Nah, jadi kamu selalu membuat dua mikrofilm dan sebuah kau berikan kepada orang Israel?", tanya saya.

"Ah, itu sama sekali tidak mungkin. Sistim pengamanan sangat ketat pada Sulzer. Selalu langsung dijaga oleh Kementerian Pertahanan".

Tidak, hal itu dikerjakan dengan lebih lihai. Sesudah kamera-kamera mikro tiba, maka di Perusahaan Sulzer dimulai dengan pengambilan gambar biru menjadi mikrofilm.

Sangat sukar, karena sering gambar rencana itu berukuran 2x3 m. Akhirnya hanya dapat dikerjakan 100 kg seminggu.

Jika jumlah ini sudah selesai di film, gambar-gambar biru dibungkus di dalam karton dan Frauenknecht dihubungi. Hari esoknya, biasanya hari Kamis, maka agen-agen rahasia membawa karton dari laboratorium foto ke tempat angkutan.

Di situ sudah menunggu bis mini VW yang bekerja sama dengan Frauenknecht. Sopir bis VW dapat dipercaya sepenuhnya, sebab ia adalah kemenakan Frauenknecht.

Jika pemindahan muatan sudah selesai, Frauenknecht duduk di samping sopir, dan mereka pergi ke tempat pembakaran sampah kota. Akan tetapi tidak langsung.

Mereka mampir sebentar: ke garasi yang sudah disewa. Dekat saja dengan pabrik-pabrik Sulzer.

Dalam garasi ini, karton-karton dengan gambar-gambar biru dipindahkan dan diganti dengan karton-karton yang kelihatannya sama.

Frauenknecht telah memesan karton-karton itu pada perusahaan yang sama, yang juga menjadi langganan Sulzer. Pemindahan hanya sekejap saja, tidak ada lima menit.

Sama-sama kertas biru

Di tempat pembakaran sampah, Frauenknecht dan kemenakannya membawa angkutan ke tempat pembakaran, dijaga oleh seorang inspektur sebagaimana mestinya.

Di depan inspektur, Frauenknecht membuka karton: isinya gambar-gambar biru. Frauenknecht telah mengambil gambar-gambar itu dari Jawatan Patent Swis yang menjualnya sebagai kertas tua.

Inspektur yang teliti mengikuti "bahan-bahan penting untuk militer" tidak mengetahui apa-apa. Dengan tidak curiga sedikitpun ia menandatangani kedua surat kesaksian yang diminta oleh Kementerian Pertahanan Swis.

Setiap Sabtu Frauenknecht mengerjakan dua hal: pertama ia mempersiapkan karton-karton untuk gambar-gambar tua dari Jawatan Patent, kemudian bersama kemenakannya ia pergi ke luar kota, sejauh 50 km, ke Kaisersaugst.

Orang Israel telah menetapkan Kaisersaugst, karena mereka mempunyai agen di situ.

Agen itu bernama Hans Strecker. Ia pegawai sebuah perusahaan angkutan Swis yang selalu membawa muatan ke Jerman Barat.

Strecker selalu mengurus kertas-kertas pabean untuk truk. Karena selalu berhubungan dengan orang-orang pabean ia dipercayai mereka.

Dengan demikian ia merupakan seorang kurir yang sempurna bagi Dinas Rahasia Israel.

Strecker hanya sekali berhubungan langsung dengan Frauenknecht. Ia memberikan kunci sebuah gudang tertentu. Sesudah itu mereka saling melihat dua kali seminggu, akan tetapi hanya dari kejauhan belaka.

Begini jalannya: setiap hari Sabtu, Frauenknecht membongkar muatannya seberat 50 kg di gudang antara jam 10 -12.

Karena tidak ada orang bekerja pada hari Sabtu, maka hampir tidak ada bahaya adanya saksi-saksi ataupun ketahuan.

Sesudah itu Frauenknecht dan kemenakannya pergi ke restoran “Zum Hirschen" untuk meminum segelas bir. Strecker sudah terlebih dahulu di situ atau datang kemudian.

Sebagai tanda bahwa semua berjalan sebagaimana mestinya, Frauenknecht mengangguk sejenak. Kemudian mereka menjalankan tugas masing-masing.

Strecker mengambil paket-paket dan membawanya ke dalam mobil Mercedes hitamnya dan pergi ke Jerman Barat melalui jembatan Rhein.

Tidak pernah tempat koper di mobilnya diperiksa, karena ia sudah menjadi teman-teman penjaga-penjaga di perbatasan. Dan jikapun pabean melakukannya, tidak akan terjadi apa-apa, sebab ke Jerman gambar biru tidak terkena bea masuk.

Strecker membawa muatannya ke sebuah lapangan udara kecil untuk pesawat-pesawat pribadi, 80 km di sebelah Selatan Stuttgart. Di situ menunggu sebuah Cessna.

Gambar-gambar di masukkan ke pesawat dan pesawat terbang ke Brindisi, Italia. Karton-karton kemudian diambil alih oleh sebuah pesawat Israel. Pesawat ini mendarat di lapangan udara Lod, dekat paberik-paberik pesawat.

Bunga sudah layu

Di paberik dimulailah salah satu pekerjaan yang terahasia dalam sejarah Israel. Nama samaran adalah "Tirai Hitam".

Mereka sedang membuat sebuah pesawat tempur pembom dengan menggunakan gambar-gambar pesawat "Mirage". Yang memimpin adalah Al Schwimmer.

Muatan pertama dengan gambar-gambar dibawa ke Israel pada tanggal 5 Oktober 1968. Selama 12 bulan kemudian setiap minggu diterima sebuah kiriman. Sampai tanggal 20 September 1969.

Pada hari ini Frauenknecht membawa muatannya yang terakhir. Sesudah itu ia meminum bir beberapa gelas lebih dari biasa di "Zum Hirschen". Dapat dimengerti betapa ringan rasanya. Rasa kemenangan meliputinya.

Tetapi dua hari kemudian tilpun berdering-dering jam 6 pagi di rumahnya. Waktu ia. mendengar suara yang mengatakan: "Bunga sudah layu".

Langsung ditutup.

Beberapa menit ia memegang gagang pesawat. Habis sudah khayalan! Perkataan-perkataan itu berarti: kita dikhianati! Pergilah!

Tetapi ia tetap tinggal. Berlaku seperti tidak terjadi sesuatu apapun. Sarapan dengan isteri. Membaca surat kabar, melihat-lihat surat-surat yang datang. Tidak ada yang luar biasa di kantor. Tidak pula di radio ataupun di TV. Sepanjang hari tidak ada apa-apa.

Frauenknecht menyangka bahwa mungkin ada seseorang yang menahan tersebarnya berita. Mungkin Dinas Rahasia Swis tidak mau mengungkapkan skandal besar yang tentu akan merusakkan hubungan baik antara Swis dan Perancis.

Frauenknecht menilpun ke Kementerian Pertahanan di mana ia mengenal banyak perwira tinggi. Ia ingin mengajukan sebuah kompromi: jika mereka diam, ia juga akan diam dan semua persoalan dapat dipecahkan secara damai.

Akan tetapi tidak seorangpun yang dapat dihubunginya. Semua sekretares menjelaskan, bahwa para perwira sedang dalam rapat ataupun sedang bepergian ke luar kota.

Frauenknecht yakin bahwa itu suatu tanda yang baik. Pada hari berikutnya ia pergi ke kantor sebagaimana biasa. Jam 8.30 ia pergi ke lapangan udara militer di luar kota Zuerich, lapangan udara percobaan Angkatan Udara. Ada rapat di situ.

Rapat dimulai dengan tepat. Akan tetapi jam 10.20 seorang sekretares datang dan meletakkan sebuah catatan untuk Frauenknecht di mejanya: "Anda ditunggu di luar".

Ia memohon maaf dengan sopan dan pergi ke luar. Di situ sudah berdiri lima orang dari Polisi dan Dinas Rahasia. Ia diborgol dan dibawa pergi.

Memang bunga sudah layu. Agen Israel Strecker telah menjatuhkannya. Entah mengapa, Strecker pada kiriman yang terakhir tidak memasukkan semua gambar dalam Mercedesnya.

Ia meninggalkan sedikit di dalam gudang. Kali itu ia tidak beruntung. Majikannya, Karl Rotzinger telah melihatnya, ingin tahu dan menemukan sebuah karton dengan gambar-gambar biru di gudang.

Pada setiap halaman tercetak: "Milik Kementerian Pertahanan. Rahasia ketat".

Kantor Polisi ditilpun dan menyebabkan telah berputarnya roda Jawatan-jawatan Militer dan Polisi.

Sangkaan Frauenknecht, bahwa perwira-perwira tertinggi tutup mulut salah sama sekali.

Yang benar ialah bahwa Polisi membutuhkan tiga hari untuk menemukan siapakah biang keladinya. Waktu terungkap, Frauenknecht masuk tahanan.

Pengadilan tidak begitu keras dalam mengadilinya: bukan sepuluh tahun seperti disangkanya, akan tetapi hanya hukuman selama empat setengah tahun.

Lahirlah "Singa muda"

Tetapi ceritera belum berakhir di sini. Belum berakhir bagi Israel. Enam bulan sesudah Frauenknecht menjalani hukuman, maka prototip pertama pesawat yang dibuat "Tirai Hitam" dengan menggunakan gambar-gambar "Mirage" menjalankan penerbangan perdana.

Pesawat dinamakan: "Nesher", yang berarti burung elang. Sesudah diperbaiki beberapa kali, maka diberi nama lain: 'Kfir" yang berarti "Singa muda".

"Kfir" mempunyai daya kecepatan 2,2 kali kecepatan suara. Dan ia diperlengkapi dengan gantungan untuk bom atom.

Oleh banyak ahli kemiliteran, ia dinyatakan sebagai pesawat tempur pembom yang terbaik di dunia kini.

Pada waktu ini Israel mempunyai 120 buah dan diharapkan akhir tahun 1977 ia akan bertambah sampai 200.

Perbuatan Israel untuk menolong para sandera di Entebbe (Uganda) sebenarnya harus menginsyafkan semua orang bahwa dalam keadaan yang memaksa, negara ini akan berlaku sampai ke konsekwensi yang terakhir.

Untuk dapat terus hidup, maka Israel juga akan menggantungkan bom atom pada pesawat "Kfir"nya, meskipun hal ini tidak diakuinya dengan resmi.

Bom-bom atom ini sebenarnya (ironi nasib) juga dimungkinkan oleh Perancis. Seperti diketahui, plutonium yang dibutuhkan untuk membuat bom-bom atom Israel, dibuat di Dimona Reaktor di sebelah Utara padang pasir Negev.

Reaktor ini dibangun dengan bantuan teknisi Perancis. Pengeluaran plutonium cukup untuk satu bom setiap tahunnya. Reaktor sudah berjalan sejak 1964. Ini berarti bahwa Israel mempunyai 12 bom atom.

Dilupakan

Tetapi bagaimana nasib sang mata-mata selanjutnya?

Sesudah ia dibebaskan, ia hidup di sebuah desa kecil. Tidak seorangpun yang mau memberinya pekerjaan. Ia mencoba mendapat uang dengan bekerja sebagai insinyur penasehat.

Bahwasanya ia tidak diakui lagi di Swis itu dapat dimengerti, akan tetapi bahwa Pemerintahan Israel tidak mengacuhkannya, itu tidak dapat dimengerti.

Pada waktu "Kfir" diterbangkan untuk pertama kali secara resmi, maka Frauenknecht dan isterinya berada di Israel untuk melihat peristiwa itu.

Akan tetapi bukan Pemerintahan Israel yang menyuruhnya datang dan mengundangnya, melainkan seorang swasta yang kaya, Xiel Federmann, seorang menejer serentetan hotel yang telah mengundang suami-isteri Frauenknecht dan membayar perjalanan mereka.

Dan apakah yang dipikirkan Frauenknecht tentang semua ini kini? Dalam sebuah surat tertanggal 28 Mai 1976, ia menulis:

"Saya dapat mengerti, bahwa Israel sesudah peperangan Yom Kippur, terlampau sibuk untuk memikirkan nasib saya. Tetapi saya harus mengakui, bahwa saya sedih juga memikirkan hal itu. Jika saya melihat ke belakang, maka dapat saya katakan demikian: Orang harus membantu kawan yang sedang susah. Akan tetapi jika pertolongan ini berlawanan dengan hukum, maka bagi yang menolong akan tiba waktu yang sukar.

Alfred Frauenknecht telah memikirkan dan menjalankan perbuatan spionase yang terhebat dalam dua dasawarsa ini.

Tetapi kini ia hanyalah seorang mata-mata yang diabaikan (Quick)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1979)

Artikel Terkait