Advertorial

Bagaimana Para Intelijen China Beraksi di Amerika? Miliarder Ini Membocorkannya untuk Anda

Moh Habib Asyhad

Editor

Sebagai informasi, Guo adalah miliarder China yang membangkang dan sedang menghadapi tuntutan pidana China.
Sebagai informasi, Guo adalah miliarder China yang membangkang dan sedang menghadapi tuntutan pidana China.

Intisari-Online.com -Miliarder China Gui Wengui melancarkan tuduhan mengenai korupsi tingkat tinggi di kalangan elit China.

Ia bahkan menyebut punya bukti bahwa China melakukan tindakan spionase di Amerika.

Sebagai informasi, Guo adalah miliarder China yang membangkang dan sedang menghadapi tuntutan pidana China.

(Baca juga:Bisakah Pihak Hotel Bisa Memata-matai Tamunya? Inilah Jawabannya)

Guo, yang sedang meminta suaka di Amerika, berbicara pada sebuah konferensi pers di Washington, Kamis (5/10) waktu setempat.

Dalam konferensi pers, Guo membagikan dokumen yang menunjukkan bagaimana jaringan mata-mata ditempatkan di perusahan-perusahaan milik pemerintah China yang membuka bisnis di Amerika.

Guo mengatakan, Pemerintah Komunis China telah menekan pihak-pihak di Amerika termasuk media untuk mencegah dirinya berbicara.

Dokumen ini, kata Guo, diperolehnya lewat perantara dari arsip intelijen China. Sulit untuk memastikan kebenaran dokumen tersebut.

Pernyataan Guo muncul setelah Hudson Institute, sebuah lembaga kajian di Washington, D.C. menunda penampilan Guo dalam sebuah acara.

Miliarder itu mengatakan, dia merencanakan untuk membeberkan tiga dokuman lain di Hudson Institute dan memperlihatkan kepada warga Amerika bagaimana pemerintah China melakukan spionase untuk menyusup ke dalam masyarakat Amerika.

(Baca juga:Kisah Spionase Penuh Intrik dari PEsawat J-20 China, Kembaran F-22 Raptor AS)

Guo mengatakan bahwa dia sudah membakar dokumen-dokumen dan menambahkan keputusan Hudson Institute untuk menunda penampilannya adalah akibat tekanan dari pemerintah China.

(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Miliarder Ini Bongkar Aksi Mata-mata Para Agen Intelijen China di Amerika")

Artikel Terkait