Tag: membaca

Kita sering melihat wajah orang di tengah-tengah awan. Atau melihat wajah binatang pada gundukan batu-batu besar. Dalam khasanah ilmu psikologi, fenomena ini disebut dengan pareidolia.

Perpustakaan identik dengan suasana yang sepi. Namun, khusus untuk perpustakaan ini, hal tersebut rasanya tidak berlaku.

Pada dasarnya, apapun alasannya tentu sah-sah saja bila orangtua mengikutkan anaknya les/kursus membaca, baik secara privat maupun kelompok. Namun sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Selain menambah wawasan, membaca buku juga mampu mempertajam empati kita terhadap orang lain.

Peneliti dari Jerman sedang mengembangkan robot yang dapat membaca tanda-tanda saat seseorang membutuhkan air minum.

Laporan dari Survey Rumah Tangga Skotlandia 2011 memaparkan kegiatan seperti menari dan pergi ke teater memiliki "dampak kesehatan" buat kesehatan. Jasmani dan rohani.

Tidur malam yang baik, setidaknya 7 jam, menjadi keharusan bagi tubuh agar tubuh kembali mendapatkan kebugaran.

Dengan membaca kreatif, pembacanya dituntut mendapatkan nilai tambah dan pengetahuan baru yang terdapat dalam bacaan.

Melanglang bersama keluarga tentu lebih repot dibandingkan sendirian. Namun pikirkan kembali setelah membaca pengalaman Sonson NS dan keluarganya berikut ini.

Jika pada usia muda senang membaca buku dan menulis, maka di usia tua demensia bisa diperlambat. Penelitian menunjukkan hal itu.

Menulis bukan sekadar menorehkan huruf dan kata. Menulis membiasakan seseorang dengan literasi (kemampuan membaca). Literasi akan mengajarkan kita membuat rencana dengan baik.

Senang membaca karya sastra terbukti melatih kemampuan diri untuk menjadi individu yang terbuka.

Disleksia dalam b.Inggris dyslexia merupaqkan sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.

Headphone ini mampu membaca mood penggunanya dan memutarkan lagu yang sesuai.

Kesulitan untuk membaca sambil berlari nampaknya akan segera berakhir, sebuah alat diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Apakah Anda termasuk orang yang masih bingung saat membaca label makanan? Tenang, Anda tidak sendirian. Para peneliti menemukan, kebanyakan orang masih bingung dalam membaca label makanan.

Meskipun kita masih muda, tak ada salahnya membaca artikel ini sebagai persiapan.

Mereka – khususnya perempuan – yang membaca label makanan di supermarket atau pasar ternyata lebih langsing ketimbang mereka yang tidak.