Ada pun pemeriksaan PMS sangat berguna untuk mencegah penularan dari suami atau isteri kepada pasangannya. Jika tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan, bisa saja pasangan ketularan tanpa disadari.
Jika pasangan melakukan pemeriksaan dini, walaupun salah satu menderita PMS, dokter bisa menyarankan tindakan pencegahan.
Pemeriksaan lanjutan ini bisa cukup mahal, tergantung dari berapa banyak yang diperiksa. Kisarannya sekitar Rp 3 juta.
Baca Juga : Jaga Kesehatan Melalui Medical Check Up
Ironisnya, banyak orang takut melakukan pemeriksaan ini karena kalau hasilnya jelek, ia malah akan dihantui rasa cemas. Ini jelas ketakutan yang tidak beralasan.
Pemeriksaan kesehatan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan sebaliknya untuk membuat pasien tenang. Hasil tes buruk bukanlah kabar buruk. Justru itu adalah kabar baik.
Sebab, jika penyakitnya tidak diketahui sejak dini, bisa saja penyakit tersebut muncul ketika sudah parah. “Sekalipun kita sehat, makan bergizi, berolahraga rutin, cukup istirahat, kita tetap harus rutin melakukan medical check up,” kata Ronald menegaskan.
Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan berkala. Bukan kala sakit saja.
Baca Juga : 7 Makanan Penyebab Kanker: Pahami Sumbernya Demi Kesehatan Anda!
Mencegah lebih murah daripada mengobati
Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dasar, kita tidak perlu datang ke dokter spesialis. Cukup dokter umum saja. Sebetulnya pemeriksaan ini dianjurkan dilakukan oleh dokter keluarga (dokter umum yang menjadi rujukan pertama pasien sebelum ke dokter spesialis).
Namun karena sistem dokter keluarga di Indonesia belum berjalan baik, fungsi dokter keluarga ini bisa diganti dengan dokter langganan yang paling tahu riwayat kesehatan pasien.
Pemeriksaan ini umumnya sudah bisa dilakukan di rumah rumah sakit hingga tingkat kabupaten. Banyak rumah sakit bahkan memiliki bagian khusus medical check up yang menawarkan paket pemeriksaan, mulai dari paket dasar hingga paket komplet yang biayanya mencapai beberapa juta rupiah.
Salah satu faktor penyebab rendahnya kesadaran melakukan pemeriksaan kesehatan di Indonesia adalah biaya. Di negara dengan sistem kesehatan yang baik, asuransi biasanya mengganti biaya pemeriksaan kesehatan rutin ini.
Baca Juga : 7 Hoax Kesehatan, dari Mi Instan yang Bikin Keracunan hingga Lele yang Picu Kanker
Di Tanah Air biasaya ini biasanya tidak diganti oleh asuransi kesehatan. Padahal asuransi yang baik mestinya mendidik pesertanya untuk mencegah penyakit. Anehnya, setelah seseorang jatuh sakit dan dirawat dokter, biaya perawatan itu akan diganti.
Terkadang sebagian pasien ada yang mengakali biaya ini dengan meminta dokter menulis indikasi rawat di bukti pembayaran. “Padahal itu melanggar kode etik,” ujar Ronald.
Meski pasien harus menanggung sendiri, sesungguhnya biaya mencegah sakit ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya ketika harus mengobati penyakit.
“Orang bilang sehat itu mahal. Saya bilang, sehat itu murah. Yang mahal itu kalau sakit,” katanya.
Memang benar, Dok.
(Ditulis oleh M. Sholekhudin. Seperti pernah dimuat di Intisari Health 2016)
Baca Juga : 14 Makanan Mengandung Zat Besi yang Perlu Kita Asup untuk Kesehatan Otot
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR