Para peneliti menggambarkan “penyakit” itu sebagai kelelahan parah, kepanasan, dan keadaan seperti flu setelah seks. “Timbulnya gejala ini sangat cepat dan bisa berlangsung hingga empat sampai tujuh hari,” kata laporan tersebut.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa tubuh dapat salah mengidentifikasikan protein dalam air mani Anda sendiri sebagai “musuh tubuh”, yang meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda merasa sakit.
5. Kejang
Salah satu efek samping pasca-orgasme yang lebih menyengsarakan adalah apa yang secara teknis dikenal sebagai orgasmolepsy - suatu bentuk epilepsi refleks setelah orgasme.
Kejadi ini pertama kali dicatat pada 1960, ketika seorang wanita hamil berusia 23 tahun mengalami kejang parsial pada trimester kedua kehamilan keduanya. Setelah kelahiran, kejang ini kambuh, sering segera setelah orgasme.
Pasien berusia 20 tahun lainnya mengalami serangan epilepsi yang dipicu oleh masturbasi atau fantasi.
Para ilmuwan tidak sepenuhnya mengerti apa penyebabnya, tapi bisa jadi karena respons amigdala - ditambah defisiensi hipocretin, yang terjadi dengan narkolepsi.
6. Rasa sakit
Wanita bisa mengalami rasa sakit dengan orgasme meski ia tidak merasakan sakit saat berhubungan intim.
Sebuah penelitian di tahun 2009 melaporkan tiga kasus wanita yang mengalami hal ini, tanpa penyebab nyeri fisik.
Pria pun bisa mengalami hal yang sama, baik itu penderita penyakit prostat kronis yang sudah diketahui mengalami rasa sakit ketika orgasme.
7. Sebuah orgasme di kaki
Menurut laporan kasus tahun 2013 di Journal of Sexual Medicine, seorang wanita berusia 55 tahun mengatakan bahwa ketika dia mengalami orgasme vagina atau klitoris saat berhubungan seks dengan suaminya, dia merasakan sensasi yang sama di kaki kirinya sesudahnya.
Para periset percaya hal itu mungkin karena regenerasi parsial serabut saraf yang rusak di kakinya.
8. Sakit kepala
Ada lebih dari 60 artikel yang dipublikasikan dalam literatur tentang topik sakit kepala terkait orgasme. Ini adalah sakit kepala tipe 2, digambarkan sebagai bilateral, eksplosif, dan dipicu oleh semacam kegembiraan.
Durasinya bisa berkisar dari beberapa menit sampai tiga jam, dan bisa dikurangi minum obat antimigrain.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR