Penyebab diare macam-macam, bisa karena infeksi, bisa pula karena faktor gangguan penyerapan. Infeksi dapat berasal dari saluran cerna sendiri, seperti infeksi dari bakteri, virus, dan parasit (cacing, jamur). Infeksi ini merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi bisa juga berasal dari organ di luar saluran cerna seperti saluran napas, saluran kemih, dan liang telinga.
Gangguan penyerapan dapat berupa gangguan penyerapan karbohidrat, lemak, atau protein. Dari kelompok karbohidrat, laktosa merupakan karbohidrat utama yang terkandung baik di dalam ASI maupun susu formula, sheingga gangguan penyerapannya pada bayi akan menimbulkan masalah serius.
Berbagai kondisi makanan (sebagai misal: basi), anak alergi terhadap suatu jenis makanan, juga merupakan faktor yang tidak jarang menjadi penyebab diare. Bahkan faktor psikologis, seperti rasa takut atau cemas, khususnya pada anak lebih besar, bisa pula menjadi penyebab diare.
(Baca juga: Trisakti, Wiji Thukul, & Malala Yousafzai)
Diare pada umumnya menimbulkan kerusakan dinding saluran cerna serta gangguan penyerapan zat gizi dan cairan. Bisa dimengerti kalau tidak segera ditangani dengan tepat, dikhawatirkan penderita akan mengalami dehidrasi dan kurang gizi.
Mengapa diare selalu identik dengan tinja yang mencair? Di dalam usus, makanan atau zat makanan yang tidak terserap menyebabkan tekanan dalam usus meningkat. Usus pun terangsang untuk mengeluarkannya.
Sementara, rangsangan toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada dinding usus menyebabkan peningkatan jumlah air dan elektrolit masuk ke dalam rongga usus. Sehingga terjadilah becana “air bah” di “kutub selatan”, alias diare.
Cegah dehidrasi
Anak yang menderita diare tidak sekadar mengeluarkan cairan bersama tinjanya, tetapi juga sejumlah elektrolit. Gejala awal, anak jadi rewel dan gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan menurun, kemudian baru timbul diare. Anus dan daerah sekitarnya menjadi kemerahan akibat seringnya diare.
Seperti sudah diketahui banyak orang, yang perlu diusahakan adalah jangan sampai terjadi dehidrasi. Kehilangan cairan tubuh ini bisa digolongkan antara yang ringan, sedang, dan berat.
Dikatakan ringan bila kehilangan cairan baru sekitar 5% dari bobot badan semula. Diarenya berlangsung sekali tiap dua jam atau lebih.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR