Kasus Stinney telah membuat marah para pembela hak-hak sipil selama bertahun-tahun.
Pada saat itu, dia masih 14 tahun. Namun sudah dianggap siap dalam pertanggung jawaban hukum pidana.
Pengacaranya, seorang tokoh politik lokal, memilih untuk tidak mengajukan banding.
Tidak ada catatan tertulis tentang suatu pengakuan.
Bahkan sebagian besar bukti sudah lama juga telah hilang.
Fakta-fakta baru dalam kasus ini lantas mendorong Hakim Agung Carmen Mullen untuk mengosongkan keyakinannya pada hari Rabu (23/5/2018), 70 tahun setelah eksekusi Stinney.
"Saya tidak bisa memikirkan ketidakadilan yang lebih besar daripada pelanggaran hak Konstitusional seseorang," kata Mullen.
Baca juga: Terungkap! Ternyata Begini Fakta dan Cara Berpacaran Siswa SD yang Hamili Siswi SMP
Kasus ini telah menghantui kota sejak itu terjadi.
Tetapi mendapat perhatian baru ketika sejarawan George Frierson, seorang anggota dewan sekolah setempatyang dibesarkan di kampung halaman Stinney, mulai mempelajari kasus ini beberapa tahun yang lalu.
Mantan teman satu sel Stinney mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bocah itu membantah tuduhan itu.
"Saya tidak, tidak melakukannya," kata Wilford Hunter mengatakan apa yang Stinney katakan saat itu.
Source | : | washingtonpost.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR