Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah kasus yang baru saja viral mengenai siswa SD yang menghamili siswi SMP di Tulungagung.
Kabar itu sontak membuat syok orangtua sekaligus saudara dua sejoli Koko dan Venus ini.
Keduanya saat ini baru berusia 13 tahun, terlalu dini untuk memiliki anak.
Lalu dalam kondisi seperti ini, mungkinkah orangtua juga berperan karena gagal memberi pendidikan sejak dini pada anak-anak?
Baca Juga:'Putri Pemberontak', Inilah 11 Aturan Kerajaan yang Dilanggar Lady Diana
Seperti yang selalu dikatakan orang, orantua sejatinya adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Tentu memberi pendidikan terkait seks jangan lagi dianggap hal yang tabu jika ingin anak tumbuh penuh tanggung jawab.
Lalu bagaimana caranya memberi pengertian pada anak mengenai seksualitas ini?
1. Kenalkan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat apalagi disentuh orang lain
Baca Juga:10 Fakta 'Gila' Kehidupan Keluarga Kerajaan Inggris, Salah Satunya: Tali Sepatu Saja Harus Disetrika
Saat anak berusia kurangd ari lima tahun, Anda harus mengajarkan pada mereka bahwa tubuh mereka memiliki ruang privat.
Misalnya, bagian dada dan bagian organ intim tidak boleh diperlihatkan apalgi disentuh orang lain.
Biasakan anak untuk menutup anggota tubuhnya dengan benar dan tidak memakai pakaian yang terlalu mengumbar.
2. Tanamkan budaya malu kepada anak
Misalnya anak masih sering memakai hanya kaus dalam saat berada di rumah, Anda harus menekankan bahwa itu hal yang tidak pantas.
Ketika anak melakukan kenakalan, Anda juga sebaiknya mengenalkan adanya sanksi sosial agar dia merasa malu.
Termasuk memberi batasan rasa malu saat bermain dengan lawan jenis.
Baca Juga:Jadi Tukang Gosok Keliling, Wanita Asal Bekasi Ini Raup Rp3 Juta per Bulan
3. Membatasi aktivitas menonton pada anak
Tanpa disadari, media justru menjadi 'guru besar' bagi anak-anak kita.
Tayangan di layar kaca tak semua memuat pendidikan yang baik dan layak tonton.
Media yang menampilkan sinetron atau FTV tentang orang dewasa yang pacaran, secara tidak langsung menanamkan pemahaman bahwa pacaran bukan hal yang dilarang dan ikut menirunya.
Kalau Anda sedang menonton TV bersama anak, sembari ajak anak berbicara mengenai apa yang boleh dan tak boleh dia ikuti, khususnya hal-hal yang berbau seksualitas.
4. Bicaralah dengan anak-anak dan beri mereka kesempatan bertanya
Anak-anak kadang penuh rasa ingin tahu.
Biasanya mereka akan bertanya, "Bagaimana caranya ibu dan ayah punya adek (anak)?"
Biarkan mereka bertanya dan jelaskan dengan pelan-pelan, tapi jangan salah arah.
Misalnya Anda bisa mengatakan bahwa bayi asalnya dari perut ibu, ketika usianya sudah cukup dewasa, tambah penjelasan mengenai hubungan antara orang dewasa.
Anak-anak akan jadi sangat kritis seiring bertambahnya usia.
5. Tekankan rasa tanggung jawab
Saat anak sudah berusia di atas 12 tahun, tekankan rasa tanggung jawabnya.
Apalagi jika anak mulai menunjukkan gelagat menyukai atau menjalin hubungan dengan rekan lawan jenisnya.
Jangan melarang anak karena itu bisa membuatnya jadi pemberontak.
Anda bisa mengatakan padanya hal negatif apa saja yang bisa terjadi jika pacaran kelewat batas.
Atau apa saja yang akan jadi tanggung jawabnya kelak jika memutuskan untuk pacaran.
Hal-hal seperti itu bisa Anda bicarakan dalam keadaan santai dan momen kekeluargaan.
Ketika anak Anda merasa nyaman dengan pembicaraan ini, biasanya mereka jadi lebih percaya pada orangtuanya.