Bukannya bekerja sama dalam rangka merampungkan tugas pemerintah, partai-partai ini malah menyerang serta saling menjatuhkan satu sama lain.
Mereka ingin yang terbaik untuk partai tanpa memerhatikan kepentingan rakyat.
Akibatnya terjadi reshuffle kabinet terjadi berulang-ulang akibat kegagalan wakil rakyat yang tidak menjalankan tugas dengan baik.
Pemberontakan
Salah satu bentuk ketidakstabilan politik pada masa demokrasi liberal adalah munculnya banyak pemberontakan.
Saat itu masyarakat Indonesia seolah sudah meninggalkan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
Ini karena fungsi legislatif dan eksekutif tidak berjalan dengan baik, sehingga banyak daerah yang merasa terabaikan.
Akibatnya muncul niat untuk memisahkan diri dari pusat. Keinginan ini kemudian berkembang menjadi pemberontakan separatisme yang muncul dari berbagai daerah di wilayah Indonesia.
Molornya Pemilu
Pergantian kabinet yang terlalu sering tentu saja menghambat banyak hal, salah satunya adalah pemilu.
Untungnya, meskipun kurang persiapan dan molor dari jadwal sebelumnya, pemilu tetap terlaksana pada tahun 1955.
Pemilu ini diadakan untuk memilih anggota DPR dan Dewan Konstituante.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR