1. Proyek Mercusuar: Ambisi Besar dengan Konsekuensi Berat
Dimulai saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962, Presiden Soekarno terobsesi menunjukkan kemegahan bangsa di mata dunia.
Melalui Proyek Mercusuar, ia membangun enam proyek monumental: Stadion Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Monumen Selamat Datang, Monas, dan Gedung DPR/MPR.
Namun, ambisi besar ini berujung pada konsekuensi serius. Beban anggaran melonjak drastis, memicu krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Proyek Mercusuar menjadi simbol ambisi dan megalomania Soekarno, sekaligus pengingat akan konsekuensi fatal dari perencanaan yang kurang matang.
2. Konfrontasi Indonesia-Malaysia: Perebutan Teritorial Berdarah
Sengketa wilayah terkait penggabungan Sabah, Brunie, dan Sarawak memicu Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1962-1966). Diplomasi dan perundingan tak menemui titik temu, memicu ketegangan dan pertempuran di perbatasan.
Pada 1963, Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila menawarkan solusi referendum, namun Malaysia melanggar kesepakatan.
Kemarahan meledak, dan Soekarno meluncurkan Dwikora (1964) untuk "ganyang Malaysia". Konfrontasi ini menelan korban jiwa dan memperparah krisis ekonomi.
3. Dwikora dan Ganyang Malaysia: Ambisi Ekspansionis yang Gagal
Perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964 menjadi puncak ketegangan. Dilandasi semangat revolusi dan anti-imperialisme, Soekarno menginstruksikan rakyat untuk:
Baca Juga: Apa Itu PKI? Ini Sejarah Lahirnya hingga Dibubarkan di Akhir Pemerintahan Orde Lama
KOMENTAR