Peristiwa dan Dinamika Penerapan Pancasila pada Masa Orde Lama

Ade S

Editor

Dekrit Presiden 1959. Artikel ini mengupas peristiwa dan dinamika penerapan Pancasila pada masa Orde Lama (1945-1966) yang penuh gejolak dan perubahan.
Dekrit Presiden 1959. Artikel ini mengupas peristiwa dan dinamika penerapan Pancasila pada masa Orde Lama (1945-1966) yang penuh gejolak dan perubahan.

Intisari-Online.com - Pancasila adalah dasar negara dan ideologi Indonesia yang terdiri dari lima sila.

Namun, penerapan Pancasila dalam kehidupan bernegara selalu berbeda dari masa ke masa

Pada artikel ini, kita akan melihat peristiwa dan dinamika penerapan Pancasila pada masa Orde Lama, yaitu masa kepemimpinan Presiden Soekarno dari tahun 1945 hingga 1966.

Bagaimana Pancasila diideologiskan, diliberalisasikan, dan diterpimpinkan oleh Soekarno?

Bagaimana dampaknya terhadap stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan Indonesia?

Mari kita simak bersama.

Penerapan Pancasila Masa Demokrasi Parlementer

Pada masa demokrasi parlementer, yaitu tahun 1945 hingga 1950, Pancasila masih dalam tahap pencarian bentuk implementasinya.

Sistem ketatanegaraan yang dianut adalah demokrasi parlementer, di mana presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri.

Sistem ini membuat terjadinya ketidakstabilan pemerintahan, karena sering terjadi pergantian kabinet dan koalisi partai.

Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Globalisasi dan Modernisasi Terhadap Keutuhan Ideologi Pancasila dan NKRI?

Selain itu, Pancasila juga menghadapi tantangan dari gerakan separatis, seperti Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia.

Penerapan Pancasila Masa Demokrasi Liberal

Pada masa demokrasi liberal, yaitu tahun 1950 hingga 1955, Pancasila lebih diarahkan sebagai demokrasi liberal.

Demokrasi liberal adalah sistem pemerintahan yang lebih menekankan pada hak-hak individu, seperti kebebasan berpendapat, berserikat, dan beragama.

Pada masa ini, Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilihan umum pertama pada tahun 1955, yang dianggap sebagai pemilu paling demokratis.

Namun, demokrasi liberal juga menimbulkan berbagai masalah, seperti konflik antara pusat dan daerah, pemberontakan separatis, seperti Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI, dan Permesta, serta kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-Undang Dasar baru.

Penerapan Pancasila Masa Demokrasi Terpimpin

Pada masa demokrasi terpimpin, yaitu tahun 1956 hingga 1965, Pancasila mengalami ideologisasi oleh Presiden Soekarno.

Ideologisasi adalah proses di mana Pancasila dijadikan sebagai keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia.

Soekarno berusaha untuk mempersatukan bangsa Indonesia di bawah ideologi Pancasila, meskipun belum jelas apakah Pancasila dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke kesejahteraan atau tidak.

Pada masa ini, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 1959, yang memberikan kekuasaan penuh kepada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Baca Juga: Bagaimana Peran dan Tanggung Jawab Media Massa dalam Menjaga Keutuhan Ideologi Pancasila dan NKRI?

Soekarno juga mengembangkan politik Nasakom, yaitu politik yang mengakomodasi tiga aliran besar di Indonesia, yaitu nasionalis, agama, dan komunis.

Politik Nasakom bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan berbagai kelompok sosial, tetapi juga menimbulkan konflik dan ketegangan, terutama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa penerapan Pancasila pada masa Orde Lama sangat dinamis dan beragam.

Pancasila mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian sesuai dengan situasi dan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan Indonesia pada masa itu.

Semoga artikel ini dapat memberikan Anda wawasan dan pengetahuan baru tentang peristiwa dan dinamika penerapan Pancasila pada masa Orde Lama.

Baca Juga: Apa Saja yang Dapat Mengancam Keutuhan Ideologi Pancasila di Tengah Pesatnya Perkembangan Informasi dan Komunikasi saat Ini?

Artikel Terkait