Intisari-Online.com -Globalisasi membawa banyak manfaat juga tantangan, seperti pengaruh ideologi asing, penurunan persatuan nasional, dan kerusakan lingkungan.
Banyak yang menilai bahwa Pancasila dapat menjadi benteng terhadap pengaruh buruk dari globalisasi tersebut, terutama dalam menjaga jati diri bangsa.
Namun, bagaimana Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia di era globalisasi?
Simak artikel berikut ini untuk menemukan jawabannya.
Pengertian Globalisasi
Melansir Kompas.com,Jan Aart Scholte mengemukakan bahwa globalisasi adalah proses peningkatan ketergantungan antara negara-negara dan non-negara pada skala global, sehingga interaksi sosial dalam suatu masyarakat menjadi lebih luas dan dipengaruhi oleh dimensi sosial yang lebih besar pada skala dunia.
Proses globalisasi sudah berlangsung sejak abad ke-15 Masehi ketika bangsa Eropa melakukan penjelajahan besar-besaran dengan berlayar mengelilingi samudera.
Mereka kemudian bertemu dengan bangsa lain dan melakukan penaklukan (penjajahan) di wilayah yang mereka temui.
Saat itu semboyan yang mengandung misi gold, glory, dan gospel atau 3G menjadi salah satu bentuk globalisasi.
Contoh kecil globalisasi adalah seperti terhubungnya jaringan internet yang bisa menghubungkan orang dari dua kota berbeda hingga dari dua benua berbeda.
Singkatnya, proses globalisasi sampai saat ini masih terus berlangsung. Semua nilai kebudayaan dari bangsa lain dapat mudah diketahui dengan layanan internet.
Baca Juga: Bagaimana Konsepsi Paham Kebangsaan Menurut Soekarno?
Pancasila Menjadi Jati Diri Bangsa Indonesia di Era Globalisasi
Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia di era globalisasi karena Pancasila memiliki lima sila yang saling berkaitan dan menyatu dalam satu kesatuan.
* Sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan kita untuk menghormati dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
* Sila kedua tentang Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengajarkan kita untuk saling menghargai dan bekerja sama dengan sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, atau golongan.
* Sila ketiga tentang Persatuan Indonesia mengajarkan kita untuk mencintai tanah air dan bangsa serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
* Sila keempat tentang Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengajarkan kita untuk menerapkan demokrasi yang berdasarkan musyawarah untuk mufakat serta menghormati hak-hak rakyat sebagai pemerintah.
* Sila kelima tentang Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengajarkan kita untuk berusaha menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat tanpa diskriminasi.
Dengan demikian, Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia di era globalisasi karena Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi landasan moral dan etika bagi setiap warga negara Indonesia.
Pancasila juga menjadi sumber inspirasi bagi bangsa-bangsa lain dalam menjalin hubungan internasional yang harmonis dan saling menguntungkan.
Demikian penjelasan tentang bagaimana Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia di era globalisasi. Semoga Pancasilabisa menjadi filter yang kuat untuk menangkal pengaruh buruk globalisasi, misalnya dengan banyaknya ideologi yang masuk ke bangsa Indonesia.
Baca Juga: Isi Peraturan Perundang-undangan Dikaitkan dengan Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum