Lahir dari keluarga bangsawan, Raden Saleh kecil menghabiskan waktunya di rumah pamannya, Kyai Adipati Soero Menggolo yang menjabat sebagai Bupati wilayah Semarang.
Kemudian, sekitar tahun 1822 Raden Saleh berpindah ke Cianjur dan Bogor bersama keluarga pelukis Belgia, Antonie Auguste Joseph Paijen,
Dari sinilah, kemudian disinyalir menjadi awal ketertarikan Raden Saleh pada dunia seni.
Beberapa tahun kemudian dirinya beranjak ke Belanda bersama keluarga De Linge untuk menempuh pendidikan kurang lebih selama 23 tahun.
Saat tinggal di Belanda inilah Raden Saleh juga melakukan perjalanan keliling Eropa dan menjalin relasi dengan para bangsawan di sana.
Berkat kepiawaiannya dalam melukis, ia juga dipercaya untuk melukis beberapa aristokrat di sana.
Hingga akhirnya, pada tahun 1851 Raden Saleh pulang ke Batavia.
Tak berapa lama setelah itu, ia menikah dengan seorang janda kaya bernama Constantia Winckelhagen dan tinggal di Gunung Sahari.
Constantia adalah seorang berkebangsaan Eropa yang memiliki berbagai usaha di Hindia Belanda.
Ia mempekerjakan banyak karyawan di pabrik parfumnya dan juga toko perhiasan, yang disebut-sebut memiliki lebih dari 30 pengrajin emas.
Selang setahun setelahnya, Raden Saleh dan istrinya mulai membangun rumah istananya di kawasan Cikini dengan luas kurang lebih 10 hektar.
Baca Juga: Masjid Cut Meutia, Masjid 'Miring' yang Mengawali Plesiran Tempo Doeloe ke-191
Penulis | : | Akbar Gibrani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR