Baca Juga: Soekarno dan Supersemar, Apa yang Sebenarnya Terjadi pada 11 Maret 1966?
3. Membuka kembali universitas-universitas Jakarta yang telah dibekukan oleh Presiden Soekarno sejak 1965.
Pembekuan ini dilakukan karena Presiden Soekarno menganggap bahwa mahasiswa dan dosen adalah kelompok yang kritis dan oposisional terhadap pemerintahannya.
Dengan membuka kembali universitas-universitas, Jenderal Soeharto berharap dapat memperoleh dukungan dari kalangan intelektual dan akademisi untuk program-programnya.
4. Membentuk kabinet baru yang disebut Kabinet Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) pada 28 Maret 1966.
Kabinet ini terdiri dari 25 menteri yang berasal dari berbagai latar belakang politik, agama, dan profesional.
Kabinet ini bertugas untuk melaksanakan program-program pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Kabinet ini juga bertanggung jawab untuk menyiapkan sidang-sidang Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang akan menentukan nasib Presiden Soekarno dan arah politik negara.
5. Merancang ketetapan perubahan pemerintahan yang disahkan oleh MPRS pada 12 Maret 1967.
Ketetapan ini mencabut mandat Presiden Soekarno dan menetapkan Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden.
Ketetapan ini juga menghapuskan konsep Demokrasi Terpimpin dan mengembalikan UUD 1945 sebagai dasar hukum negara.
Selain itu, ketetapan ini juga menegaskan kembali Pancasila dan GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) sebagai ideologi dan pedoman negara.
Baca Juga: Dari CSIS hingga LSI, Sejarah Lembaga Survei di Indonesia yang Pernah Dibungkam Soeharto
Demikianlah langkah-langkah awal yang dilakukan Jenderal Soeharto setelah menerima Supersemar.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Jenderal Soeharto memiliki visi dan misi yang jelas untuk mengatasi krisis yang dihadapi oleh Indonesia pada saat itu.
Langkah-langkah ini juga membuka babak baru dalam sejarah Indonesia, yaitu era Orde Baru yang berlangsung hingga 1998.
Itulah beberapa langkah awal yang dilakukan jenderal Soeharto setelah menerima Supersemar.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR