Intisari-Online.com -Istri keenam Bung Karno, Ratna Sari Dewi pernah membuat pernyataan menghebohkan.
Pernyataan itu dia tuangkan dalam sebuah surat terbuka.
Dalam surat itu wanita bernama asli Naoko Nemoto itu membongkar aib nasional yang sengaja disembunyikan oleh Soeharto.
Benarkah?
Surat terbuka untuk Soeharto itu diunggah di laman resmiPerpustakaan Digital Sastra Belanda (DBNL).
Surat itu dibaut pada April 1970 di Paris.
Di situ dia menyoroti apa yang terjadi di sekitar tahun 1965-1970, di masa-masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru.
Begini dia menulis:
Sekali-kali bukanlah maksud saya untuk mengingatkan Anda akan hal-hal yang rupanya ingin Anda lupakan.
Tetapi karena saya mengikuti kejadian-kejadian di Indonesia dari dekat, saya anggap tugaskulah untuk berbicara.
Mungkin akan lebih bijaksana untuk tetap membisu seperti sphinx.
Pertanggungjawaban untuk melanggar tabu biasanya amat berat, karena itu saya juga sadar bahwa saya akan dikucilkan. Barangkali lebih berat daripada yang saya perkirakan.
Baik di dunia maupun di Indonesia lambat laun beredar cerita-cerita yang dipalsukan bahwa saatnya sudah tiba saya membeberkan kejadian-kejadian dari sudut pandang saya.
Saya telah memutuskan untuk menyampaikan surat kepada Anda sebagai warga negara Indonesia.
Mereka, yang di bawah pimpinan Soekarno hampir tidak punya suara, kemudian melampiaskan diri dengan sangat tidak bertanggung jawab dan membunuh dan menteror dari posisi kekuasaan yang baru mereka peroleh.
Bila suatu waktu nanti tempat Anda akan kosong untuk diisi oleh orang lain, bisa saja terjadi, bahwa mereka yang menonjol dalam rezim Anda.
Barangkali kesalahan Anda terbesar adalah, tidak segera menyuruh membunuh Soekarno tahun 1965 itu.
Dengan mudah Anda bisa menuduh para komunis melakukan pembunuhan itu.
Bila Anda mau, dengan cara itu Anda bisa mencegah dilakukannya pembunuhan massal pada rakyat.
Dan sementara itu pula, Anda bisa mempertahankan kedamaian jiwa jutaan pengagum Soekarno.
Para pengagum yang sekarang hanya bisa memandang tanpa daya nasib yang menimpa pemimpin mereka.
Selanjutnya akan sia-sia saja melampiaskan rasa rendah diri Anda terhadap Soekarno.
Itu akan merupakan kematian yang lebih terhormat bagi Pemimpin Besar Revolusi, daripada seperti sekarang disiksa sampai dijemput maut.
Merupakan aib nasional untuk Indonesia bahwa Soekarno tidak diperlakukan dengan lebih terhormat yang patut diterimanya setelah mengabdikan seluruh hidupnya bagi nusa dan bangsanya.
Izinkanlah saya mengakhiri surat ini dengan menyatakan sekali lagi kesetiaan saya yang mendalam untuk Bapak kita. Hidup Bung Karno!
Itulah surat terbuka Ratna Sari Dewi kepada Soeharto yang menyinggung soal aib nasional yang sengaja disembunyikan Presiden Kedua Republik Indonesia itu.