India dan Myanmar dulunya merupakan bagian dari wilayah penjajahan Inggris, dari 1824–1886.
Penjajah Inggris membawa imigran Benggali dari Wilayah Chittagong yang berbatasan langsung dengan Burma bagian barat untuk bekerja di perkebunan Arakan yang subur.
Sehingga penjajahan Inggris memiliki kebijakan terhadap kaum Benggali dan Rohignya di Burma.
Kebijakan Inggris menjadikan muslim Rohingya sebagai kaum mayoritas di beberapa kota besar seperti Rangoon, Akyab, Bassein, dan Moulmein.
Namun, saat itu kaum urma di bawah penguasaan Inggris merasa tidak nyaman dengan imigrasi besar-besaran tersebut.
Etnis mayoritas Burma mengusir muslim Rohingya dan menyebabkan mereka melarikan diri ke Burma bagian utara.
Pada tahun 1942 hingga 1943, Jepang masuk ke Burma dan melakukan penyerangan terhadap Inggris.
Saat itu Inggris kalah dan daerah kekuasaanya termasuk daerah Muslim Rohingya berhasil diduduki oleh Jepang
Akibatnya Jepang melakukan tindakan diskriminasi terhadap Muslim Rohingya.
Meski awalnya merasa kalah, Inggris menyerang Jepang dengan strategi gerilya yang disebut V Force.
Warga Muslim Rohignya memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Burma dengan melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Pada Oktober 1947 diadakan Konferensi London untuk membahas kemerdekaan Burma.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR