Dulu, Gereja Sion digunakan sebagia tempat belajar agama bagi para budak Portugis selama beberapa waktu.
Tempat itu didirikan di antara kuburan para bekas budak Portugis yang ditempatkan di luar tembok Kota Batavia di kawasan yang kini dikenal sebagai Kota Tua Jakarta.
Karena semakin banyak yang belajar dan beribadah, bangunan itu tak lagi cukup menampung para budak, sehingga diputuskan untuk membangun gereja.
Sejak saat itu, Gereja Sion belum pernah berganti fungsi hingga sekarang.
Pada bagian depan sisi utara gereja, terdapat balkon yang memuat orgel gereja.
Terbuat dari kayu terukir dengan pipa-pipa besi di dalamnya, orgel ini merupakan hibah putri Pendeta John Maurits Moor pada abad ke-17.
Pada salah satu dinding geraja memuat sebuah batu bertulis dalam bahasa Belanda yang artinya "Batu pertama gereja ini diletakkan 19 Oktober 1693 oleh Pieter van Hoorn".
Sepanjang sejarah, gereja itu sempat beberapa kali mengalami restorasi besar, yakni pada 1725, 1920, 1976, dan 2002.
Menurut laporan Harian Kompas, 24 Desember 2020, penataan lingkungan juga pernah dilakukan di Gereja Sion, selain perbaikan bangunan.
Dulu, di sekitar gereja ada ribuan makam.
Sebagian yang dikuburkan di sana adalah korban aneka wabah yang melanda Batavia.
Kini, di sekitar gereja hanya tersisa 11 makam.
Itulah sejarah singkat Gereja Sion, gereja pertama dan tertua yang ada di Indonesia.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR