- Kemungkinan logis
Seberapa masuk akal dan seberapa konsisten teori tersebut dengan fakta-fakta yang ada.
- Kesesuaian konteks
Seberapa cocok dan seberapa relevan teori tersebut dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan geografis Nusantara pada masa itu.
Analisis tiga teori
Menggunakan kriteria-kriteria tersebut, saya mencoba menganalisis tiga teori yang paling umum, yaitu:
- Teori Gujarat
Teori ini memiliki kekuatan bukti yang cukup tinggi, karena didukung oleh penemuan batu nisan Malik As-Saleh, catatan Marco Polo, dan kesamaan gaya seni antara Gujarat dan Nusantara.
Teori ini juga memiliki kemungkinan logis yang cukup tinggi, karena sesuai dengan fakta bahwa Gujarat adalah salah satu pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Selatan pada abad ke-13 Masehi.
Namun, teori ini memiliki kesesuaian konteks yang rendah, karena tidak menjelaskan bagaimana Islam dapat diterima oleh masyarakat Nusantara yang mayoritas beragama Hindu dan Buddha, dan bagaimana Islam dapat menyebar ke wilayah lain di Nusantara selain Sumatera Utara.
- Teori Mekah
Baca Juga: Bagaimana Tahapan Migrasi Leluhur Indonesia Berdasarkan Teori Out of Taiwan?
KOMENTAR