Mereka adalah orang-orang yang berbahasa Austronesia, yang telah menjelajahi berbagai wilayah, mulai dari Madagaskar di sebelah barat, Pulau Paskah di sebelah timur, Taiwan dan Mikronesia di sebelah utara, hingga Selandia Baru di sebelah selatan.
Perjalanan mereka dari Taiwan ke Filipina diperkirakan terjadi sekitar tahun 4.500-3.000 SM.
Selanjutnya, sekitar tahun 3.500-2.000 SM, mereka bermigrasi ke Indonesia melalui Sulawesi dan menyebar ke seluruh nusantara.
Dari Sulawesi, ada dua jalur persebaran yang terbentuk.
Baca Juga: Bagaimana Ciri-ciri dari Zaman Hidup Baru atau Neozoikum?
Jalur barat mengarah ke Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara jalur timur menuju ke Indonesia bagian timur.
Para ahli sejarah menyebut bahasa nenek moyang bangsa Indonesia Melayu sebagai salah satu cabang dari bahasa Austronesia yang berasal dari Taiwan.
Harry Truman Simanjuntak adalah salah satu ahli yang mendukung Teori Out of Taiwan.
Hasil kebudayaan dari Teori Out of Taiwan
Bangsa Austronesia membawa kebudayaan mereka saat melakukan migrasi ke berbagai wilayah.
Hal ini menyebabkan terjadinya silang genetika dan interaksi budaya dengan masyarakat setempat.
Budaya maritim adalah salah satu kebudayaan yang paling menonjol dari bangsa Austronesia.
Sebagai bangsa pelaut, mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya di lautan.
Mereka berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lainnya.
Budaya ini kemudian menjadi ciri khas Indonesia yang juga merupakan negara kepulauan.
Baca Juga: Bagaimana Berinteraksi dengan Sesama Manusia Supaya dapat Menjadi Manusia yang Berakhlak Mulia?
Selain budaya maritim, bangsa Austronesia juga membawa beberapa kebudayaan lain, seperti:
1. Teknologi perkapalan
2. Bercocok tanam
3. Pembuatan gerabah
4. Domestikasi ternak
5. Tenun
6. Makan sirih
7. Perhiasan yang terbuat dari Karang
Demikianlah penjelasan tentang bagaimana tahapan migrasi leluhur Indonesia berdasarkan teori Out of Taiwan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.