Landsdrukkerij didirikan oleh Daendels pada tahun 1809, sebagai bagian dari usahanya untuk mereformasi administrasi dan pemerintahan di Hindia Belanda.
Daendels adalah seorang tokoh yang kontroversial, karena ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang otoriter, tegas, dan keras.
Daendels memiliki visi untuk menjadikan Hindia Belanda sebagai sebuah negara modern yang mandiri dan kuat, yang dapat menyaingi kekuatan-kekuatan kolonial lainnya, seperti Inggris dan Prancis.
Daendels menyadari bahwa salah satu faktor yang penting untuk mencapai visinya adalah memiliki sistem komunikasi yang efektif dan efisien.
Daendels melihat bahwa percetakan adalah salah satu alat komunikasi yang strategis, karena dapat memproduksi dan menyebarkan informasi dengan cepat dan murah.
Daendels juga menganggap bahwa percetakan adalah salah satu sarana untuk menunjukkan kekuasaan dan otoritas pemerintah kolonial, karena dapat menciptakan citra dan identitas yang diinginkan.
Daendels memutuskan untuk mendirikan Landsdrukkerij sebagai percetakan negara pertama di Hindia Belanda, yang berada di bawah kendali dan pengawasan langsung pemerintah kolonial.
Daendels menempatkan Landsdrukkerij di Batavia, ibu kota Hindia Belanda saat itu, yang merupakan pusat politik, ekonomi, dan budaya.
Daendels menunjuk seorang Belanda bernama Pieter Elter sebagai direktur pertama Landsdrukkerij.
Elter adalah seorang ahli percetakan yang berpengalaman, yang sebelumnya bekerja di percetakan-percetakan di Eropa, seperti Amsterdam, Paris, dan London.
Landsdrukkerij mulai beroperasi pada bulan Juni 1809, dengan menggunakan mesin-mesin percetakan yang dibawa dari Eropa.
Baca Juga: Perang Puputan Margarana, Peristiwa Heroik I Gusti Ngurah Rai dan Pasukan Ciung Wanara
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR