Intisari-online.com - Gempa bumi berkekuatan 5,2 magnitudo mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya pada Sabtu, 18 November 2023 pukul06:34:28 WIB.
Gempa ini terasa hingga ke Garut, Ciamis, Tasikmalaya, dan Sumedang.
Tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa ini.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 7,25 LS dan 107,63 BT atau sekitar 45 km barat daya Kabupaten Bandung dengan kedalaman 10 km.
Gempa ini termasuk dalam kategori dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Sesar lokal adalah patahan atau retakan di permukaan bumi yang terbentuk akibat gaya tektonik.
Sesar lokal dapat menyebabkan gempa bumi jika terjadi pergeseran atau perpindahan blok-blok batuan di sepanjang sesar.
Sesar lokal di wilayah Bandung dan sekitarnya adalah bagian dari sistem sesar Lembang yang membentang dari utara ke selatan.
Sistem sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan gempa bumi besar.
Sesar ini terbentuk karena adanya gaya tarikan atau ekstensi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia yang bergerak saling menjauh.
Gaya ini menyebabkan retakan-retakan di kerak bumi yang kemudian menjadi sesar.
Baca Juga: Gempa M5,9 guncang wilayah Laut Sulawesi Manado 16 November 2023, BMKG Ungkap Lempengan Penyebabnya
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat selalu siap menghadapi potensi gempa bumi dengan memperhatikan aspek mitigasi, kesiapsiagaan, dan penanggulangan bencana.
Selain sesar Lembang, wilayah Bandung dan sekitarnya juga dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu yang berada di sebelah utara kota.
Gunung ini merupakan gunung berapi aktif yang terakhir meletus pada tahun 2019.
Letusan gunung ini dapat memicu gempa bumi vulkanik yang terjadi akibat pergerakan magma atau gas di dalam gunung.
Gempa bumi vulkanik biasanya berkekuatan rendah hingga sedang dan hanya terasa di sekitar gunung berapi.
Namun, gempa bumi vulkanik juga dapat menjadi tanda adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang dapat berujung pada letusan.
Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu harus selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Untuk mengurangi dampak gempa bumi, baik yang disebabkan oleh sesar maupun vulkanik, masyarakat harus membangun rumah yang tahan gempa dengan menggunakan bahan dan konstruksi yang kuat.
Selain itu, masyarakat juga harus menyiapkan perlengkapan darurat seperti obat-obatan, air bersih, makanan, senter, dan radio.
Masyarakat juga harus mengetahui jalur evakuasi dan tempat penampungan yang aman jika terjadi gempa bumi yang merusak.
Gempa bumi adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Baca Juga: Astaga Ada Gempa Guncang Tanimbar Berkekuatan 5,2 M, Ini Penyebab dan Lempengan Gempa di Sekitar
Namun, dengan memahami penyebab dan karakteristik gempa bumi, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman bencana.
Dengan demikian, masyarakat dapat mengurangi risiko kerugian jiwa dan materi akibat gempa bumi.