Intisari-online.com - Pada hari Rabu, 16 November 2023, pukul 07.26.17 WITA, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Laut Sulawesi, Manado, Sulawesi Utara.
Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami, namun dirasakan di beberapa daerah di sekitarnya, seperti Kepulauan Sula, Tidore, Halmahera Barat, Taliabu, Kotamobagu, dan Gorontalo.
Lempengan Penyebab Gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh deformasi lempeng Sangihe, yang merupakan lempeng samudra yang berada di bawah lempeng Laut Maluku.
Lempeng Sangihe bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 6 cm per tahun, dan menyebabkan tekanan dan gesekan pada lempeng Laut Maluku.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (Oblique-thrust fault), yang berarti ada komponen dorongan dan geser pada pergerakan lempeng.
Hal ini mengindikasikan adanya deformasi pada lempeng Sangihe yang terjadi di kedalaman menengah.
Dampak dan Mitigasi Gempa
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kepulauan Sula, Tidore, Halmahera Barat dan Taliabu dengan skala intensitas II-III MMI.
Yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Sementara itu, di daerah Manado, Sangihe, Kotamobagu, Gorontalo, dan Minahasa Utara, gempa bumi ini dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI.
Baca Juga: Astaga Ada Gempa Guncang Tanimbar Berkekuatan 5,2 M, Ini Penyebab dan Lempengan Gempa di Sekitar
Yaitu getaran dirasakan oleh banyak orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Meskipun gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi dan memberikan informasi yang akurat dan terpercaya.