Orang Tionghoa menyebut Kerajaan Sriwijaya sebagai Shih-li-fo-shih atau San Fo Qi. Sedangkan dalam bahasa Sansekerta dan Pali, Sriwijaya disebut sebagai Yavadesh dan Javadeh.
Namun, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran setelah beberapa koloninya jatuh ke tangan Dinasti Chola dari Koromandel, India Selatan.
Setelah menaklukkan koloni-koloni Sriwijaya, dinasti ini juga melancarkan serangan militer ke kerajaan pada tahun 1017 dan 1025 M.
Serangan ini berhasil menundukkan Kerajaan Sriwijawa setelah Sangrama-Vijayottunggawarman, raja terakhir Sriwijaya, ditawan.
Setelah serangan militer besar-besaran itu, seluruh wilayah Sriwijaya dikuasai oleh Dinasti Chola selama beberapa dekade.
Penyebab Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran
Ada tiga hal penting yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, yaitu:
* Serangan dari Colamandala
Kerajaan Sriwijaya menghadapi ancaman dari Dinasti Chola, India Selatan, yang saat itu dipimpin oleh Rajendra Chola I.
Latar belakang dari serangan ini adalah kebijakan pajak yang tinggi yang diterapkan oleh Kerajaan Sriwijaya terhadap kapal-kapal pedagang yang melintasi Selat Malaka.
Hal ini membuat kapal-kapal dari Colamandala merasa tidak puas. Karena itu, Dinasti Chola memilih untuk menyerbu Kerajaan Sriwijaya.
Baca Juga: 8 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Salah Satunya Tidak Ada di Indonesia
KOMENTAR