Advertorial

Disebut Fiktif oleh Sejarawan Ridwan Saidi, Faktanya Kerajaan Sriwijayalah yang Menjadi Leluhur Kekuatan Maritim Indonesia

Ade S

Penulis

Kerajaan Sriwijaya yang disebut fiktif oleh Ridwan Saidi pada faktanya merupakan leluhur dari kekuatan maritim Indonesia di masa lalu.
Kerajaan Sriwijaya yang disebut fiktif oleh Ridwan Saidi pada faktanya merupakan leluhur dari kekuatan maritim Indonesia di masa lalu.

Intisari-Online.com -Sebuah video di YouTube yang menyatakan bahwa kerajaan Sriwijaya fiktif belakaviraldi media sosial.

Apalagi pernyataan tersebut dilontarkan oleh Ridwan Saidi, yang selama ini dikenal sebagai seorang sejarawan.

Dalam video tersebut, Ridwan juga menyebut bahwa tidak pernah ada tentara dan benteng Portugis.

Sebab, menurut Ridwan, orang-orang Portugis datang ke Nusantara bukan untuk berperang, melainkan hanya untuk berdagang.

Baca Juga: Kejayaan Sriwijaya 'Tinggal' Sejarah, Indonesia Masih Belum Bisa Jadi Poros Maritim Dunia Karena 2 Kendala

Dalam waktu singkat, video yang diunggah pada 23 Agustus 2019 di kanal YouTube Macan Idealis tersebut mendapat berbagai reaksi keras dari warganet.

Lagi pula, seolah melupakan kejayaan Indonesia di bidang maritim masa lalu.

Sebab, melalui kerajaan yang berbasis di Sumatera tersebut dikenala sebagai leluhur kekuatan maritim Indonesia.

Bahkan, kerajaan ini juga dikenal sebagai leluhur bangsa Indonesia terkait dengan toleransi.

Baca Juga: Sedih, Situs Sriwijaya Banyak “Menghilang”

Indonesia ‘pernah’ berjaya dalam kemaritiman pada masa kerajaan Sriwijaya.

Pelajaran sejarah yang kita dapatkan semasa sekolah mungkin tidak secara mendalam membahas kejayaan Sriwijaya kala itu.

Beberapa nilai yang paling menonjol adalah tentang toleransi, kekuatan maritim, serta perdagangan.

Kini pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya berusaha mengembalikan kekuatan maritim milik Indonesia.

Baca Juga: Keramik Cina Peninggalan Sriwijaya Ditemukan di Lesung Batu

"Kami pernah jaya sebagai bangsa pelaut. Kehidupan ekonomi kami sebagian berasal dari sumber daya maritim dan hasil perdagangan laut. Kami berada di tengah pusat gravitasi ekonomi dan politik dunia sebagai titik tumpu dua samudera, Pasifik dan Hindia," ujar Joko Widodo saat menjadi pembicara dalam acara International Maritime Organization (IMO) di gedung IMO, London, pada 20 April 2016.

Senada dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan juga menyoroti kebesaran bangsa Indonesia.

Dikatakan bahwa jalur rempah (masa kejayaan Swriwijaya) itu sudah membuktikan bagaimana Indonesia menggurita.

“Kita harus kompak, kita boleh beda tapi jangan membuat perbedaan-perbedaan yang bisa retak dan tidak bisa disatukan,” ucapnya dalam pembukaan pameran Jalur Rempah yang diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia dengan tema “Kehebatan Maritim Kedatuan Sriwijaya” (3/11/2017).

Baca Juga: Punya Harta dan Kekuasaan, Ini 5 Kebiasaan Aneh Keluarga Kerajaan Sepanjang Sejarah, Termasuk Julius Caesar yang Punya Hubungan Aneh dengan Kudanya

Luhut juga mengapresiasi diadakannya acara ini sebagai pengingat bahwa Indonesia adalah negara yang besar.

Pameran Jalur Rempah 2017 merupakan kali kedua diadakan untuk menyentak perhatian banyak pihak mengenai sejarah Indonesia di masa lampau.

Pameran sekilas menceritakan perjalanan kerajaan Sriwijaya dari masa kejayaannya hingga keruntuhannya.

Selama hampir satu bulan, mulai dari tanggal 4 hingga 28 November 2017, pengunjung akan diajak mengenang masa lalu dan belajar dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

(Natalia Mandiriani)

Baca Juga: Inilah Cara Kate Middleton 'Hancurkan' Tradisi Kerajaan Setelah Kelahiran Pangeran George

Artikel Terkait