Apa yang Menyebabkan Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemunduran?

Ade S

Editor

Ilustrasi Raja Sri Jayanasa, raja pertama Kerajaan Sriwijaya, yang dibuat dengan acuan patung peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Artikel ini menjelaskan apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Ada tiga faktor utama yang berperan.
Ilustrasi Raja Sri Jayanasa, raja pertama Kerajaan Sriwijaya, yang dibuat dengan acuan patung peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Artikel ini menjelaskan apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Ada tiga faktor utama yang berperan.

Intisari-Online.com -Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar dan terkaya di Asia Tenggara.

Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi.

Namun, apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

Apakah ada faktor eksternal atau internal yang mempengaruhi keruntuhan kerajaan ini?

Bagaimana pengaruh agama Buddha dan Islam terhadap perkembangan kerajaan ini?

Artikel ini akan membahas tiga hal penting yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

Masa kemunduran dan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di Nusantara. Kerajaan ini berpusat di Sumatera Selatan dan memiliki berbagai nama lain.

Menurut buku "Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia" karya Anton Dwi Laksono yang diterbitkan pada tahun 2018, nama Sriwijaya baru terkenal sekitar tahun 1920-an.

Sebelumnya, kerajaan yang didirikan pada tahun 671 Masehi (M) ini dikenal dengan beberapa sebutan.

Baca Juga: Penjelasan Masa Kejayaan dari Kerajaan Sriwijaya, Kuncinya Armada Laut

Orang Tionghoa menyebut Kerajaan Sriwijaya sebagai Shih-li-fo-shih atau San Fo Qi. Sedangkan dalam bahasa Sansekerta dan Pali, Sriwijaya disebut sebagai Yavadesh dan Javadeh.

Namun, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran setelah beberapa koloninya jatuh ke tangan Dinasti Chola dari Koromandel, India Selatan.

Setelah menaklukkan koloni-koloni Sriwijaya, dinasti ini juga melancarkan serangan militer ke kerajaan pada tahun 1017 dan 1025 M.

Serangan ini berhasil menundukkan Kerajaan Sriwijawa setelah Sangrama-Vijayottunggawarman, raja terakhir Sriwijaya, ditawan.

Setelah serangan militer besar-besaran itu, seluruh wilayah Sriwijaya dikuasai oleh Dinasti Chola selama beberapa dekade.

Penyebab Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran

Ada tiga hal penting yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, yaitu:

* Serangan dari Colamandala

Kerajaan Sriwijaya menghadapi ancaman dari Dinasti Chola, India Selatan, yang saat itu dipimpin oleh Rajendra Chola I.

Latar belakang dari serangan ini adalah kebijakan pajak yang tinggi yang diterapkan oleh Kerajaan Sriwijaya terhadap kapal-kapal pedagang yang melintasi Selat Malaka.

Hal ini membuat kapal-kapal dari Colamandala merasa tidak puas. Karena itu, Dinasti Chola memilih untuk menyerbu Kerajaan Sriwijaya.

Baca Juga: 8 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Salah Satunya Tidak Ada di Indonesia

Serangan ini terjadi dua kali, yaitu pada tahun 1017 dan 1025.

Akibatnya, Sriwijaya mengalami kemerosotan besar. Beberapa wilayah kekuasaannya pun berhasil direbut.

* Lepasnya wilayah kekuasaannya

Serangan dari Dinasti Chola juga melemahkan situasi internal kerajaan, khususnya di bidang politik.

Sebagai hasilnya, banyak wilayah kekuasaan Sriwijaya yang kemudian memanfaatkan situasi ini untuk memisahkan diri.

Hal ini berdampak pada kemunduran ekonomi dan perdagangan Kerajaan Sriwijaya karena bandar-bandar utamanya juga ikut lepas.

* Pengaruh ajaran Islam

Agama yang berkembang di Kerajaan Sriwijaya adalah Buddha, yang dicatat dalam laporan I-Tsing.

I-Tsing mengunjungi Sriwijaya sebelum berangkat belajar ke Universitas Nalanda di India.

Dari catatan tersebut, Sriwijaya menjadi tempat bagi para cendekiawan Buddha dan menjadi pusat belajar agama Buddha.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa agama Buddha mengalami perkembangan yang pesat selama Kerajaan Sriwijaya berdiri.

Baca Juga: Faktor-faktor Pendorong Kerajaan Sriwijaya Berkembang Sebagai Kerajaan Maritim

Namun setelah Islam masuk ke wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, secara perlahan-lahan pengaruh Islam mulai kuat dan memengaruhi perdagangan kerajaan.

Salah satu wilayah kekuasaan Sriwijaya yang dipengaruhi Islam adalah Aceh. Hal ini kemudian melahirkan banyak kerajaan berlatar belakang Islam yang berdiri di Sumatera.

Salah satunya adalah Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri di pesisir timur Aceh pada abad ke-13.

Karena kondisi yang semakin buruk, Kerajaan Sriwijaya akhirnya tumbang di bawah pemerintahan Raja Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal penting yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

Ketiga hal tersebut adalah serangan dari Colamandala, lepasnya wilayah kekuasaannya, dan pengaruh ajaran Islam.

Dengan mengetahui apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, kita dapat mempelajari sejarah kerajaan ini dengan lebih baik dan menghargai warisan budaya yang ditinggalkannya.

Baca Juga: Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya, Pemilik Kekuatan Maritim Terbesar di Nusantara

Artikel Terkait