Apa yang dimaksud dengan Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG? Mengapa ia begitu berdampak pada perekonomian Indonesia? Bagaimana sejarahnya?
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Belakangan jadi sorotan, apa itu Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG? Bagaimana sejarahnya di Indonesia?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu tolok-ukurindikator perekonomian Indonesia. Itulah mengapa ketika ada pengumuman saham IHSG anjlok hingga 5 persen beberapa hari yang lalu, pelaku ekonomi di Indonesia langsung heboh.
Karena hal itu juga sampai-sampaiotoritas pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai harus melakukan trading halt.
Apa itu trading halt? Trading halt adalah penghentian perdagangan sementara saat saham IHSG anjlok secara signifikan. Tujuannya adalah untuk menangani situasi darurat dan menjaga kelancaran, keadilan, serta efisiensi transaksi saham sehingga tidak semakin merugikan investor.
Menurut sejumlah analis,penyebab merosotnya IHSG adalah ketidakpastian ekonomi, baik global maupun perekonomian di dalam negeri seperti banyaknya PHK, penerimaan pajak yang turun, penurunan harga komoditas, hingga ketidapastian hukum.
Sejarah IHSG
Saham IHSG pertama kali diperkenalkan pada 1 April 1983 dengan nilai dasar 100. Sejak saat itu, IHSG mengalami berbagai fluktuasi yang mencerminkan kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, serta sentimen pasar domestik dan global.
Yang meluncurkan adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) alias Jakarta Stock Exchange (JSX). BEJ sendiri sudah ada sejak zaman Belanda masih bercokol di Batavia, tepatnya pada 1912. Aktivitasnya sempat berhenti pada 1942 ketika Jepang menduduki Indonesia dan mulai lagi pada 1977.
Lalu pada 30 November 2007, BEJ bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES) untuk membentuk Bursa Efek Indonesia (BEI) alias Indonesia Stock Exchange (IDX). Tujuannya untukmeningkatkan efisiensi dan memperkuat infrastruktur pasar modal Indonesia.
Mengacu pada situs resmi Bursa Efek Indonesia, IHSG adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi secara berkala. IHSG adalah cerminan pergerakan harga seluruh saham di BEI dan menjadi indikator utama dalam menilai kondisi pasar saham di Indonesia.
Itu artinya,IHSG adalah grafik pergerakan rata-rata saham di BEI. IHSG biasanya ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi investasi atau situs web bursa saham. Secara umum, ada dua kondisi yang terjadi pada saham IHSG.
Pertama bullish atau hijau, yakni ketika IHSG naik, pasar saham sedang dalam tren positif. Investor biasanya memilih menjual saham untuk mendapatkan keuntungan atau tetap menahan saham dengan harapan harga akan terus meningkat.
Yang kedua adalah bearish atau merah, yaitu ketika IHSG turun, pasar saham sedang mengalami tekanan. Investor dapat membeli saham dengan harga lebih murah atau melakukan cut loss untuk menghindari kerugian lebih besar.
Apa tujuan IHSG?
TujuanIHSG adalah sebagai berikut:
1. Mengukur sentimen pasar
2. Dijadikan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta produk turunan
3. Benchmark bagi portofolio aktif
4. Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi (return), risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko
5. Proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.
Perhitungan saham IHSG
Perhitungan IHSG adalah menggunakan metode kapitalisasi pasar (market capitalization weighted index). Artinya, perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar memiliki bobot lebih tinggi dalam perhitungan indeks.
Perhitungan ini dilakukan secara real-time selama jam perdagangan bursa, sehingga nilai IHSG terus berubah sepanjang sesi perdagangan Sementara menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IHSG dihitung menggunakan metode Market Value Weighted Average Index, yaitu rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham yang tercatat di bursa.
Penghitungan IHSG dilakukan setiap hari bursa, Senin hingga Jumat pukul 09.00-16.00 WIB. Jika IHSG naik, berarti mayoritas saham di BEI mengalami kenaikan harga, sedangkan jika IHSG turun, rata-rata harga saham juga mengalami penurunan.
IHSG bukan satu-satunya di Bursa Efek Indonesia
Sebagai informasi, selain IHSG, Bursa Efek Indonesia memiliki 45 indeks saham lainnya yang bisa jadi acuan, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. IDX80: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
2. LQ45: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
3. IDX30: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
4. IDX Quality30: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang secara historis perusahaan relatif memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
5. IDQ Growth30: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren harga relatif terhadap pertumbuhan laba bersih dan pendapatan dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
6. IDX High Dividend 20: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
7. IDX BUMN20: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.
8. KOMPAS100: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 100 saham yang memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks KOMPAS100 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan media Kompas Gramedia Group (penerbit surat kabar harian Kompas).
9. SMinfra18: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 18 saham yang konstituennya dipilih dari sektorsektor infrastruktur, penunjang infrastruktur, dan pembiayaan infrastruktur (dari sektor perbankan) yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Indeks SMinfra18 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
10. PEFINDO i-Grade: Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham perusahaan tercatat yang memiliki peringkat investment grade dari PEFINDO (idAAA hingga idBBB-) yang berkapitalisasi pasar paling besar. Indeks PEFINDO i-Grade diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
11. Indeks Papan Utama: Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Utama Bursa Efek Indonesia.
12. Indeks Papan Pengembangan: Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia.
13. Indeks Papan Akselerasi: Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Akselerasi Bursa Efek Indonesia.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi IHSG
Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG antara lain:
1. Kondisi makro ekonomi: Inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh besar terhadap IHSG.
2. Kinerja perusahaan: Laporan keuangan, laba bersih, dan prospek bisnis emiten sangat berpengaruh terhadap harga saham.
3. Sentimen investor: Berita global, kebijakan pemerintah, serta kondisi geopolitik dapat mempengaruhi psikologi investor.
4. Aliran modal asing: Investor asing yang masuk atau keluar dari pasar saham Indonesia bisa menyebabkan IHSG naik atau turun secara signifikan.
Jadi,IHSG adalah indikator utama yang mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia. Dengan memahami bagaimana IHSG bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Jadi sudah paham kan apa itu IHSH dan mengapa saham IHSG anjlok baru-baru ini?