Inilah Sosok Joseph Goebbels Menteri Propaganda Nazi yang Disinggung Presiden Prabowo dalam Pidatonya

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Joseph Goebbels merupakan salah satu orang kepercayaan Adolf Hitler. Jabatannya, Menteri Propaganda Nazi Jerman (Wikipedia Commons)
Joseph Goebbels merupakan salah satu orang kepercayaan Adolf Hitler. Jabatannya, Menteri Propaganda Nazi Jerman (Wikipedia Commons)

Siapa sosok di balik propaganda Nazi Jerman, dialah Joseph Goebbels, yang disebut-sebut Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam pidatonya baru-baru ini. Apa yang membuatnya begitu dipercaya Adolf Hitler?

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Presiden Prabowo Subianto hadir dalam acara sarasehan ekonomi bersama para ekonom, investor, dan pengusaha di Menara Mandiri, Jakarta, pada Selasa (8/4) kemarin. Prabowo menyinggung banyak hal dlaam pidatonya, termasuk menyebut-nyebut nama Menteri Propaganda NAZI Joseph Goebbels.

Nama orang kepercayaan Adolf Hilter itu muncul ketika Prabowo berbicara tentang kritik yang ditujukan kepada pemerintahannya. Dia bilang, pemerintahannya tidak antikritik, bahkan menyebut kabinetnya menyukai itu karena dengan kritik pemerintah tetap waspada.

Tepat setelah itu Prabowo menyinggung soal propaganda ala Joseph Goebbels di mana dia mengaku sudah mempelajarinya dengan seksama.

Siapa Joseph Goebbels?

Mengutip Kompas.com, Joseph Goebbels adalah politikus Jerman yangmenjabat sebagai Menteri Penerangan Publik dan Propaganda Nazi Jerman. Goebbels dikenal sebagai salah satu orator ulung dan propagandis terbaik Nazi.

Dia bertanggung jawab untuk menonjolkan citra Nazi kepada rakyat Jerman.

Sehari setelah kematian Pemimpin Nazi Adolf Hitler di 30 April 1945, Goebbels sempat menjadi Kanselir Jerman. Tapi naas, sehari setelahnya dia ditemukan tewas bunuh diri bersama keluarga. Kutipannya yang paling legendaris, sebagaimana dikutip dari Majalah Intisari, "Kami akan tercatat dalam sejarah sebagai negarawan terbesar atau, atau kriminal terbesar."

Dilahirkan dengan nama Paul Joseph Goebbels pada 29 Oktober 1897 di Rheydt, sebuah kota industri di selatan Moenchengladbach, dekat Dusseldorf, Goebbels kecil adalah anak dari keluarga yang begitu sederhana dan penganut Katolik Roma.

Sebagai anak keempat dari enam bersaudara, sejak kecilGoebbels punya kondisi yang lemah. Dia menderitaperadangan di paru-parunya. Meski begitu, didikan Gimnasium Katolik ini termasuk murid dengan kemampuan yang cemerlang.

Dia menyelesaikan Abitur (ujian masuk universitas) di 1917. Orangtua Goebbels menginginkannya agar menjadi pastor, dan dia juga sempat mempertimbangkannya secara serius.

Tapi ketika dia belajar sejarah dan literatur di Universitas Bonn, Wuerzburg, Freiburg, dan Muenchen, Goebbels mulai menjauhkan diri dari gereja. Di Freiburg, dia bertemu dan jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Anka Stalherm yang merupakan kakak tingkatnya, sayang hubungan mereka berakhir pada 1920.

Saat itu Goebbels sempat berpikir untuk mengakhiri hidup. Tapi setahun berselang, Goebbels menulis novel semi-otobiografi berjudul Michael: ein Deutsches Schicksal in Tagebuchblattern yang terdiri atas tiga bagian.

Buku tersebut merupakan gabungan dari pemikiran Goebbels serta kisah hidup sahabatnya, Richard Flisges, dan menjadi buku populer selama masa Partai Nazi berkuasa.

Pada 1922, Goebbels lulus dari Universitas Heidelberg dengan gelar Doktor Filosofi Jerman. Dia lalu pulang dan menjajal beberapa pekerjaan. Dia pernah menjadi pengajar privat, dan menjadi wartawan di sebuah koran lokal.

Selama bekerja sebagai jurnalis, menurut sebuah sumber,Goebbels mulai menunjukkan ketidaksukaannya pada kultur modern. Dia juga mulai memunculkan sikap anti-Semit.

Pada musim panas 1922, dia bertemu dengan Else Janke, seorang guru sekolah. Saat Janke mengaku kalau dia setengah Yahudi, Gobbels begitu kecewa. "Pesonanya langsung memudar," tulis Goebbels saat itu. Meski begitu, Goebbels diketahui bertemu dengannya beberapa kali hingga 1927.

Sejak 1924,Goebbels mulai tertarik denganPartai Buruh Nasional Sosialis Jerman (Nazi) dan Adolf Hitler. Saat itu Hitler diadili atas tuduhan pengkhianatan setelah dia gagal melakukan kudeta dalam peristiwa Beer Hall Putsch pada 8-9 November 1923.

Saat Hitler disidang, banyak media massa yang datang dan itu memberikan keuntungan bagi Hitler dalammenyebarkan propagandanya. Hitler kemudian divonis lima tahun penjara. Namun, dia kemudian dibebaskan pada 20 Desember 1924.

Goebbels kemudian memutuskan masuk Nazi karena terpesona oleh kharisma Hitler, dan berkomitmen atas apa yang diyakininya. Di musim gugur 1924, Goebbels dilantik sebagai pejabat distrik Nazi. Dua tahun kemudian, Hitler mengangkatnya sebagai Pemimpin Distrik Berlin.

Pada 1927, Goebbels mendirikan Der Angriff(Serangan), sebuah tabloid mingguan nasional sosialis. Prestasi itu membuat Hitler melantiknya sebagai Direktur Nasional untuk Urusan Propaganda Partai Nazi.

Dari situlahGoebbels kemudianmenciptakan kisah-kisah yang mengglorifikasi Hitler sehingga mendorong rakyat untuk mendukung Nazi. Setiap hari, aktivitas yang dilakukan Goebbels adalah mendesain poster, mempublikasikan propaganda, menghasut perkelahian jalanan, hingga meningkatkan agitasi politik.

Goebbels mengontrol propaganda itu di semua media massa yang ada di Jerman saat itu. Mulai dari surat kabar, radio, film, tater, literatur, musik, hingga karya seni. Kepiawaiannya membuat Goebbels ditakuti, terutama oleh kalangan Yahudi.

Pada 1932, atas perintah Hitler, dia mengatur boikot kepada para pengusaha Yahudi. Tahun berikutnya, dia memimpin pemusnahan buku yang dianggap "tidak menunjukkan sisi Jerman". "Era intelektualisme ekstrem Yahudi telah usai," kata Goebbels.

Kemampuan propagandaGoebbels begitu terasa ketika Jerman terlibat dalam Perang Dunia II. Pidato-pidatonya adalah pembangkit semangat,dan memberikan kemenangan untuk Jerman. Namun, situasi mulai berbalik ketika Sekutu menginvasi Sisilia, Italia, pada Juli 1943, dan kemenangan Uni Soviet di Pertempuran Kursk (Juli-Agustus 1943).

Goebbels mulai menyadari bahwa perang tidak akan lagi dimenangkan oleh Jerman. Terlebih sekutu Hitler, Benito Mussolini, mengalami kejatuhan pada September 1943. Goebbels kemudian memberikan penawaran kepada Hitler untuk melakukan perdamaian dengan dua negara secara terpisah. Satu kepada Soviet, dan lainnya kepada Inggris.

Tapi Hitler dengan tegas menolak sodoran dua proposal Goebbels itu.

Saat itu Sekutu semakin mendekati Jerman, Goebbels mengusulkan teori "Perang Total", yaitu mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk perang. Strategi ini hanya memberikan dua pilihan yang jelas kepada Hitler: kemenangan atau kehancuran total.

Gagasan Goebbels kemudian mulai diterima pada pertengahan 1944. Beberapa faktor mendasari Nazi untuk beralih kepada usulnya. Pertama, Pendaratan Normandia atau D-Day yang dilakukan pada 6 Juni 1944 membuat Sekutu berhasil menancapkan taring di Perancis, dan kedua adalah percobaan pembunuhan yang ditujukan kepada Hitler pada 20 Juli 1944 di Wolf's Lair, markas Front Timur di Rastenburg, Prussia Timur.

Bernama Operasi Valkyrie, plot yang dilakukan oleh Claus von Stauffenberg itu nyaris menghabisi nyawa orang nomor satu di Nazi itu. Tiga hari setelah plot itu, Goebbels dilantik menjadi Jenderal Berkuasa Penuh untuk Perang Total.

Jabatannya memberikan wewenang kepada Goebbels untuk mengerahkan sumber daya manusia guna diterjunkan sebagai Wehrmacht. Usahanya mampu menambah personil militer hingga 1,5 juta orang. Tapi kondisi itu membuat Goebbels berselisih dengan Menteri Industri Senjata Albert Speer.

Apa sebabnya, kebanyakan personel yang direkrut oleh Goebbels berasal dari industri pertahananan. Sedangkan para pengganti pekerja itu tidak mempunyai kecakapan yang setara. Atas perintah Hitler, Goebbels membentuk Volkssturm atau Badai Rakyat, unit milisi Nazi Jerman, pada 18 Oktober 1944.

Dalam diarinya, Goebbels mencatat kalau organisasi itu berhasil merekrut 100 ribu orang. Namun, dia menyadari Volkssturm tidak efektif. Sebab, dengan kebanyakan anggota berusia 45 sampai 60 tahun, mereka jelas tidak akan bisa menghadapi tank dan artileri Pasukan Merah Soviet.

Perang Dunia II menghadapi masa-masa terakhir, pidato-pidatoGoebbels ternyata sudah efektif lagi memompa semangat pasukan Nazi.Sebab, pada awal 1945, tentara Soviet sudah berada di Sungai Oder. Sedangkan negara Barat bersiap menyeberangi Sungai Rhine.

Sadar akan kekalahan sudah tidak bisa dihindari, Goebbels kembali mengajukan proposal perdamaian kepada Hitler, yang langsung ditolak mentah-mentah. Ketika para pemimpin Nazi yang lain menyarankan Hitler keluar dari Berlin dan pindah ke benteng di Bavaria, Goebbels menolaknya.

Dia berargumen, Hitler harus tetap berada di Berlin untuk menunjukkan aksi heroik yang terakhir kalinya.

Goebbels sendiri, bersama istrinya Magda, sudahmendiskusikan rencana bunuh diri serta masa depan anak-anak mereka pada 27 Januari 1945. Pada 29 April 1945, Hitler memutuskan menikahi kekasihnya, Eva Braun, di dalam Führerbunker.

Setelah menikah, Hitler kemudian mengajak sekretaris pribadinya, Traudi Junge, agar menuliskan wasiat terakhirnya.

Dalam wasiat tersebut, Hitler tidak menyebutkan Fuehrer atau Pemimpin Nazi yang baru. Melainkan menunjuk Goebbels sebagai Kanselir Negara Jerman. Laksamana Karl Doenitz dilantik sebagai Presiden, dan Martin Bormann sebagai Menteri Urusan Partai.

Goebbels kemudian menulis bahwa dia menolak untuk meninggalkan Hitler dan melarikan diri dari Berlin. "Saya menolak perintah karena loyalitas pribadi dan kemanusiaan," ucap Goebbels dalam suratnya tersebut.

Pada 30 April 1945, Hitler tewas setelah bunuh diri dengan cara menembak kepalanya. Fakta itu membuat Goebbels sangat frustrasi.

Pada 1 Mei 1945, Goebbels menunaikan tugasnya sebagai seorang kanselir. Dia menuliskan surat kepada Jenderal Vasily Chuikov, komandan Soviet di Berlin. Dalam suratnya, Goebbels menginformasikan kematian Hitler, dan permintaan untuk melakukan gencatan senjata.

Wakil Laksamana Hans-Erich Voss mengenang, saat itu, dia melihat Goebbels untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan Berlin. Dalam pengakuannya, Voss sempat meminta Goebbels untuk ikut mereka melarikan diri dari Berlin.

"Kapten tidak boleh meninggalkan kapalnya yang karam. Selain itu, kondisi dan anak yang masih kecil membuat saya tidak leluasa melarikan diri," kata Goebbels ditirukan Voss.

Di hari yang sama pada malam harinya, Goebbels meminta dokter Nazi, Helmut Kunz, menyuntik keenam anaknya dengan morfin. Jadi, ketika mereka berada dalam kondisi tidak sadar, sebuah kapsul berisi racun sianida bisa dimasukkan ke mulut mereka.

Pukul 20.30 waktu setempat, Goebbels dan istrinya keluar dari bunker persembunyian dan berjalan di taman Reich Chancellery. Di sana, mereka memutuskan untuk bunuh diri.

Banyak versi mengatakan tentang bagaimana cara mereka untuk mengakhiri hidup. Versi pertama, Goebbels menembak Magda sebelum kemudian mengarahkan pistol ke dirinya sendiri. Sementara versi kedua, keduanya sama-sama menenggak kapsul berisi sianida lalu sama-sama menembak agar tidak terlalu menderita.

Ajudannya, Guenther Schwaegermann, pada 1948 mengaku, Goebbels dan istrinya berjalan di taman, sementara dia menunggu di tangga. Setelah itu dia mendengar tembakan, dan menemukan keduanya sudah tergeletak di tanah.

Atas perintah Goebbels, beberapa prajurit SS menembak untuk memastikan dia sudah tewas. Jenazahnya kemudian dibakar untuk ditemukan tentara Soviet beberapa hari kemudian. Goebbels dan keluarganya dimakamkan di fasilitas rahasia Soviet bernama SMERSH di Magdeburg pada 21 Februari 1946.

Begitulah riwayat JosephGoebbels, Menteri Propaganda Nazi Jerman yang disebut-sebut Prabowo Subianto dalam pidatonya saat sarasehan ekonomi Selasa kemarin.

Artikel Terkait