Sanjaya memerintah dengan bijaksana dan adil. Ia berhasil mengembalikan kejayaan kerajaan Tarumanegara dengan membangun berbagai candi, prasasti, dan irigasi.
Ia juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan Sriwijaya, Mataram, dan Kalingga.
Ia dikenal sebagai raja yang beragama Hindu, tetapi juga toleran terhadap agama Buddha.
Sanjaya meninggal pada tahun 732 Masehi. Ia digantikan oleh putranya yang bernama Panangkaran. Panangkaran meneruskan kebijakan ayahnya dalam mempersatukan kerajaan Sunda Galuh.
Ia juga memindahkan ibu kota kerajaannya dari Pakuan Pajajaran (Bogor) ke Medang Kamulan (Jawa Tengah). Ia juga mendirikan candi Borobudur sebagai pusat pemujaan agama Buddha.
Dinasti-Dinasti Kerajaan Sunda Galuh
Setelah Panangkaran, kerajaan Sunda Galuh diperintah oleh beberapa dinasti yang saling berganti.
Berikut adalah daftar dinasti-dinasti tersebut beserta raja-raja yang terkenal:
- Dinasti Wretikandayun (832-1030 Masehi): dinasti ini didirikan oleh Wretikandayun, putra dari Balaputradewa.
Raja-raja yang terkenal adalah Prabu Guru Dharmasiksa (915-922 Masehi) yang membangun candi Prambanan, dan Prabu Resi Dharmawangsa (990-1030 Masehi) yang membangun candi Sewu.
- Dinasti Sunda (1030-1579 Masehi): dinasti ini didirikan oleh Prabu Wastu Kancana, putra dari Prabu Resi Dharmawangsa.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR