Penjelasan Singkat Sejarah Korupsi di Masa Kerajaan dan di Masa Penjajahan

Ade S

Penulis

Pembukaan perkebunan di kawasan Priangan sekitar tahun 1907-1937. Artikel ini menjelaskan secara singkat sejarah korupsi di masa kerajaan dan di masa penjajahan, dari VOC hingga Jepang.
Pembukaan perkebunan di kawasan Priangan sekitar tahun 1907-1937. Artikel ini menjelaskan secara singkat sejarah korupsi di masa kerajaan dan di masa penjajahan, dari VOC hingga Jepang.

Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa korupsi sudah ada sejak zaman kerajaan di Indonesia?

Bukan hanya itu, korupsi juga merajalela saat Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang.

Dalam artikel ini, kita akan jelaskan secara singkat sejarah korupsi di masa kerajaan dan di masa penjajahan.

Kita akan melihat bagaimana korupsi dilakukan oleh para pejabat lokal, perusahaan multinasional, partai politik, dan militer asing.

Kita juga akan mengetahui dampak korupsi terhadap masyarakat dan negara Indonesia.

Sejarah Korupsi di Masa Kerajaan

Korupsi yang masih merajalela sampai sekarang ini ternyata sudah ada sejak lama dalam sejarah Indonesia.

Ada banyak teori tentang asal-usul korupsi di Nusantara.

Salah satu yang paling terkenal adalah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie/Kompeni Dagang Hindia Belanda) yang mengajarkan masyarakat untuk berkorupsi di berbagai bidang.

VOC, perusahaan multinasional yang gulung tikar pada pergantian abad ke-18 ke abad ke-19 ini, bahkan sering diolok-olok sebagai Vergaan Onder Corruptie (runtuh karena korupsi)....

Baca Juga: Sejarah Hari Santri 22 Oktober 2023, Berawal dari Resolusi Jihad?

Tapi, menurut Hendaru Tri Hanggoro, sejarawan lulusan Universitas Indonesia, korupsi di Indonesia juga bisa ditelusuri dari zaman kerajaan-kerajaan Nusantara.

Kala itu, para pejabat lokal yang bertugas mengutip pajak dari rakyat yang tidak bisa baca tulis sering membesar-besarkan jumlah pajak desa yang harus dibayar.

Mereka disebut sebagai mangilala drwya haji, kelompok petugas pajak yang tercatat dalam prasasti awal abad ke-9 pada tahun 741 Caka atau 819 Masehi dalam buku Peradaban Jawa karya Supratikno Raharjo.

Onghokham, sejarawan lainnya, dalam buku Dari Soal Priyayi Sampai Nyi Blorong juga mengkritik petani yang kerap menjadi korban penipuan mangilala drwya haji.

Sejarah Korupsi di Masa Penjajahan

Korupsi skala besar juga terjadi pada masa tanam paksa.

Saat itu diketahui, petani hanya mendapat 20 persen hasil panennya dan diduga hanya 20 persen pula yang diserahkan ke Negeri Induk (Kerajaan Belanda).

Sisanya 60 persen hasil pertanian Nusantara disedot pejabat lokal dari tingkat desa sampai kabupaten.

Yang ironis, pada masa penjajahan, Hendri F Isnaeni, sejarawan dari Universitas Paramadina, menyebutkan, ketika Syarikat Islam (SI), kelompok oposisi dan nasionalis, terpecah menjadi SI dan SI Merah yang kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia, mereka saling menuduh korupsi.

Didi Kwartanada, sejarawan dari Yayasan Nation Building, menceritakan, salah satu teori genealogi korupsi Indonesia modern berasal dari masa pendudukan militer fasis Jepang.

Menurut Didi, yang mengutip Syed Hussein Alatas, sejarawan dari National University of Singapore, Jepang yang berkuasa secara militeris memilih aparatur lokal yang kurang berkualitas dan tamak.

Akibatnya, korupsi, pasar gelap, dan berbagai penyimpangan marak terjadi meski ancaman hukuman keras dari Jepang selalu mengintai.

Mereka dan sistem yang sudah bobrok itu akhirnya ikut memerintah pada era Republik Indonesia setelah 1945.

Sekian penjelasan singkat sejarah korupsi di masa kerajaan dan di masa penjajahan. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi Anda.

Baca Juga: Sejarah Tari Baris, Berawal dari Pertempuran Antara Dewa dan Raja?

Artikel Terkait