Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia yang Baru Saja Catakan Rekor Kelam

Ade S

Penulis

Atlet bulu tangkis Indonesia, Tjun Tjun (kanan) dan Wahyudi (kiri). Simak sejarah bulu tangkis di Indonesia yang pernah berjaya di kancah internasional, namun baru saja gagal meraih medali di Asian Games 2022.
Atlet bulu tangkis Indonesia, Tjun Tjun (kanan) dan Wahyudi (kiri). Simak sejarah bulu tangkis di Indonesia yang pernah berjaya di kancah internasional, namun baru saja gagal meraih medali di Asian Games 2022.

Intisari-Online.com -Cabang bulu tangkis Indonesia baru saja menciptakan rekor kelam saat berlaga diAsian Games 2022 Hangzhou, China.

Padahal, dalam sejarahnya, bulu tangkis menjadi salah satu cabang olah raga yang paling rutin menyumbang prestasi bagi Indonesia.

Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah bulu tangkis di Indonesia?

Bagaimana awal mula olahraga ini masuk ke Indonesia dan berkembang hingga menjadi salah satu kekuatan dunia?

Artikel ini akan mengulas sejarah bulu tangkis di Indonesia dari masa ke masa, mulai dari asal-usulnya hingga perkembangannya hingga saat ini.

Rekor kelam di Asian Games2022 Hangzhou

Prestasi bulu tangkis Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou, China, sangat mengecewakan. Tidak ada satupun medali yang berhasil diraih oleh tim bulu tangkis Indonesia di ajang olahraga terbesar se-Asia tersebut.

Ini merupakan kali pertama sejak tahun 1962 di Jakarta, ketika bulu tangkis mulai dipertandingkan di Asian Games, Indonesia tidak mendapatkan medali apapun dari cabang olahraga ini.

Harapan terakhir Indonesia untuk meraih medali dari bulu tangkis sirna setelah Gregoria Mariska Tunjung kalah di babak perempat final nomor tunggal putri.

Gregoria harus mengakui keunggulan Aya Ohori dari Jepang dengan skor 10-21, 19-21 dalam laga yang berlangsung di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China, Kamis (5/10/2023) malam WIB.

Sebelumnya, peluang medali juga sudah hilang dari nomor beregu putra, ganda putra, dan tunggal putra.

Baca Juga: Penjelasan Mengapa Ilmu Sejarah Bersifat Diakronis dan Sinkronis

Selain Gregoria, Indonesia juga masih memiliki Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Anthony Sinisuka Ginting yang berlaga di perempat final.

Namun, baik Fajar/Rian maupun Ginting juga gagal melaju ke semifinal dan memupuskan target tiga medali emas yang dicanangkan oleh PBSI.

Indonesia sebenarnya sudah kehilangan peluang emas sejak pekan lalu ketika tim beregu putra tersingkir di perempat final setelah dikalahkan Korea Selatan dengan skor 1-3.

Hasil ini menjadi catatan terburuk bagi tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games.

Indonesia untuk pertama kalinya gagal mempersembahkan medali sejak bulu tangkis dipertandingkan pada Asian Games 1962 di Jakarta.

Sejarah bulu tangkis di Indonesia

Dilansir dari Kompas.com, bulu tangkis di Indonesia berasal dari dua wilayah bekas jajahan Inggris, yaitu Malaysia dan Singapura yang masuk ke Indonesia bagian barat, khususnya di Sumatera sekitar tahun 1930.

Selain di Sumatera, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa bulu tangkis di Indonesia langsung dibawa ke Jakarta.

Pada 1933, mulai terbentuk perkumpulan-perkumpulan bulu tangkis di Jakarta. Dua perkumpulan yang paling terkenal saat itu adalah Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League.

Kemudian, kedua perkumpulan tersebut menyatu menjadi satu dengan nama Bataviase Badminton Unie.

Pada tahun berikutnya, yaitu 1934, Indonesia menggelar beberapa kejuaraan bulu tangkis di Pulau Jawa, yang sebagian besar diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga: Penjelasan Hubungan Manusia dengan Sejarah, Benarkah Unsur Terpenting?

Lalu, ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, bulu tangkis mengalami kemajuan pesat karena adanya suasana anti-barat yang diciptakan oleh Jepang.

Salah satu bentuk anti-barat yang ditunjukkan Jepang adalah usulan untuk mengganti nama badminton karena dianggap asing dengan istilah Indonesia.

Menanggapi usulan itu, ketua ISI bagian badminton, yaitu RMS. Tri Tjondrokusumo mengusulkan nama bulu tangkis sebagai pengganti istilah badminton.

Usulan nama bulu tangkis pun disetujui oleh masyarakat Indonesia.

Untuk mendorong perkembangan bulu tangkis di Indonesia, diadakanlah kongres di Solo pada 18-20 Januari 1948.

Hasil kongres itu adalah terbentuknya satu badan olahraga bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dipimpin oleh Mr. Widodo Sastradiningratan.

Setelah itu, pada 4-6 Mei 1951, para tokoh bulu tangkis Indonesia mengadakan kongres lanjutan di Bandung, Jawa Barat.

Hasilnya adalah terbentuk badan bulu tangkis tingkat nasional bernama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 5 Mei 1951.

Setelah memiliki induk resmi, PBSI mengadakan kongres pertama untuk membahas mengenai aturan dan tujuan olahraga bulu tangkis di Indonesia.

Setelah menjadi anggota resmi Badminton World Federation (BWF) pada 1953, bulu tangkis Indonesia semakin berkembang.

Pada tahun 1982, Indonesia pertama kali menyelenggarakan kejuaraan bulu tangkis internasional bernama Indonesia Open.

Sejak saat itu, Indonesia Open menjadi turnamen tahunan yang selalu digelar oleh Indonesia.

Demikianlah sejarah bulu tangkis di Indonesia yang telah kita simak. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang bulu tangkis Indonesia.

Baca Juga: Peristiwa 17 Oktober 1952, Kala Soekarno Sendirian Hadapi Tank dan Meriam

Artikel Terkait