Intisari-Online.com -Tari baris, yangmerupakan salah satu warisan budaya Bali yang masih terjaga hingga kini, memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Tari yang berkaitan dengan upacara keagamaan dan ritual keagamaan ini menggambarkan keberanian dan kewibawaan seorang laki-laki Bali yang menjadi prajurit.
Namun, tahukah Anda bahwa sejarah tari baris berawal dari pertempuran antara Dewa dan raja?
Bagaimana kisahnya? Mari kita simak ulasan berikut ini.
Sejarah Tari Baris
Melansir kompas.com,Tari Baris sudah ada sejak abad ke-16 di Bali, menurut perkiraan para ahli.
Hal ini didasarkan pada Kidung Sunda yang berasal dari tahun 1550 Masehi, yang menyebutkan tujuh macam tari baris yang ditampilkan dalam upacara kremasi di Jawa Timur.
Dari sumber ini, dapat disimpulkan bahwa Tari Baris yang ada di Bali sekarang ini dulunya berkaitan dengan upacara keagamaan.
Salah satu jenis Tari Baris yang masih berhubungan dengan upacara keagamaan hingga kini adalah Tari Baris Gede.
Selain Kidung Sunda, ada juga manuskrip Usana Bali yang mencatat tentang tarian ini.
Baca Juga: Sejarah Lagu Cik Cik Periuk, Berawal dari Keresahan Suku Dayak
Dalam manuskrip itu diceritakan bahwa Dewa Indra membuat Kahyangan di empat tempat, yaitu Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran.
Kahyangan itu dibuat setelah raja Bedahulu yang kejam bernama Mayadenawa berhasil dikalahkan.
Setelah itu, diadakan upacara dengan berbagai pertunjukan, antara lain Tari Rejang, Tari Baris, dan gamelan.
Sejak itulah Tari Rejang dan Tari Baris dipentaskan di pura-pura.
Jenis-Jenis Tari Baris
Tari Baris terdiri dari beberapa jenis. Jenis pertama adalah Tari Baris Gede yang berhubungan dengan upacara keagamaan.
Tari Baris Gede ini sangat sakral dan ditarikan oleh delapan hingga 40 orang.
Para penari juga membawa senjata tradisional yang sesuai dengan lokasi tarian ditampilkan.
Tari Baris upacara ini dapat dibedakan dari senjata, alat upacara yang digunakan, warna, hingga gerakan tariannya.
Selanjutnya ada juga jenis Tari Baris yang tidak berkaitan dengan ritual keagamaan, yaitu Tari Baris Tunggal.
Jenis Tari Baris Tunggal ditarikan oleh 1-2 orang, dengan ciri khas gerakan yang lebih dinamis dan busana lebih beragam.
Baca Juga: Viral Sosok Ida Dayak, Inilah Mantra Belian, 'Etnomedicine' Suku Dayak yang Gunakan Tarian Magis
Tari Baris Tunggal menceritakan pemuda Bali yang berani dan memiliki jiwa ksatria yang tinggi.
Di samping tarian untuk upacara dan Tari Baris Tunggal, ada beberapa jenis lain dalam tarian ini, seperti:
- Tari Baris China
Yaitu tari baris yang dipengaruhi oleh budaya Tiongkok pada pakaian, gerakan, dan musik.
Tari Baris ini ditampilkan pada Upacara Yadnya, dengan penari yang mengenakan celana dan baju panjang.
- Tari Baris Ketekok Jago
Tarian ini ditarikan oleh sekelompok penari laki-laki yang memakai pakaian berwarna hitam dan putih.
Senjata yang dibawa yaitu tombak yang dihiasi kengelang-gelang putih hitam.
- Tari Baris Pendet
Tarian ini ditarikan dengan sesaji canang sari dan biasa ditampilkan di Desa Tanjung Bungkak.
Penari Baris Pendet membawa canag oyod, yaitu sebuah canang dengan tumpukan bunga berbentuk tumpeng.
Baca Juga: Jumlah Penarinya Harus Ganjil, Tari Saman Adalah Tradisi Dari Daerah?
Jenis tari baris ini ditarikan setiap 6 bulan sekali tepat pada odalan di Pura Dalem Tanjung Bungkak.
Gerakan Tari Baris
Dalam artikel ini, gerakan yang akan dibahas adalah jenis Tari Baris Tunggal.
Secara umum, gerakannya menggambarkan keperkasaan prajurit Bali pada masa lampau.
Pundak penari akan diangkat setinggi telinga untuk menunjukkan kegagahan.
Lalu kedua lengannya nyaris selalu pada posisi horizontal dengan gerakan yang kuat.
Selain itu ada gerakan khas yaitu selendet atau gerak lincah mata penari yang senantiasa berubah-ubah.
Gerakan selendet ini menunjukkan seorang prajurit yang selalu siap dan waspada terhadap situasi sekitar.
Gerakan tarian itu semakin diperkuat oleh suara iringannya yang berperan penting dalam pertunjukan.
Gamelan yang mengiringi Tari Baris Tunggal antara lain Gong kebyar, Semar pegulingan, Palegongan, Angklung kebyar.
Kemudian Gong suling, Gong gede, Cumang kirang, Gamekan pajoge, dan gamelan pegandrungan.
Baca Juga: Diciptakan Untuk Hibur Tamu Konferensi Asia Afrika Bandung 1955, Tradisi Tari Merak Berasal Dari...