Intisari-Online.com – Di Amerika dan sebagian besar Kanada, memiliki tradisi pemakaman yang telah dilakukan selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad.
Namun, tradisi yang mereka lakukan berbeda dengan tradisi di negara dan budaya lain.
Berikut ini tradisi pemakaman orang Mali Dogon, yang menyoroti bagaimana budaya yang berbeda merawat orang mati.
Tradisi pemakaman ini bisa bervariasi tergantung pada individu dan keyakinan mereka sendiri.
Orang-orang Mali Dogon tinggal di Mali tengah, yang terletak di Afrika Barat.
Populasi mereka antara 400.000 dan 800.000 orang.
Secara tradisional, mereka memiliki agama budaya mereka sendiri.
Saat ini, sebagian besar penduduk Mali mempraktikkan agama Islam, dengan hampir 95% populasi mengidentifikasi diri sebagai Muslim.
Orang Mali Dogon memiliki ritual pemakaman dan tarian tradisional.
Secara tradisional mereka percaya bahwa roh dapat menyebabkan nasib buruk jika mereka tidak melakukan ritual.
Meskipun saat ini ritual tersebut sudah tidak umum lagi dilakukan, dan sering kali dilakukan hanya untuk pertunjukan pada turis.
Ketika seseorang meninggal, mereka menempatkan jenazah dalam kain kafan di panggung ritual.
Pemimpin desa dan sukarelawan lainnya melakukan pertempuran palsu dengan tombak untuk mengusir roh jahat dan membantu jiwa almarhum sampai ke alam baka.
Mereka juga bisa mengorbankan hewan seperti sapi, sebelum ritual tarian pemakaman.
Melansir frazerconsultants, secara tradisional orang Mali Dogon melakukan beberapa tarian pemakaman, seperti tepat setelah kematian, untuk pemakaman, dan beberapa tahun setelah kematian.
Namun, itu semua dilakukan terutama untuk wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut.
Untuk tarian pemakaman, para penari memakai topeng berukir.
Topeng tersebut memiliki lebih dari enam puluh arti yang berbeda, termasuk simbol untuk dunia yang hidup dan yang mati.
Desain topeng pun bervariasi dari desa ke desa.
Mereka mengamankan topeng dengan gigi mereka untuk menjaga agar topeng tersebut tetap di wajah mereka.
Jika seorang wanita sedang hamil, mereka tidak diperbolehkan menyentuh topeng itu karena topeng dikaitkan dengan kematian.
Sementara para penari tampil mengikuti irama lagi, pemusik juga memainkan drum, peluit, dan instrumen lainnya.
Tergantung pada lagunya, orang-orang bernyanyi, atau bernyanyi bersama dan mengganti topeng mereka selama pertunjukan.
Baca Juga: Tradisi Pemakaman Suku Yanomami, Kumpulkan Abu Kremasi untuk Dibuat Sup
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari